Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Ruang Pembaca · 13 Sep 2015 07:38 WIB ·

Cerita Untung Surapati di Balik Terbetuknya Kabupaten Pasuruan


Cerita Untung Surapati di Balik Terbetuknya Kabupaten Pasuruan Perbesar

Pasuruan (Kabarpas.com) – Terbentuknya wilayah Kabupaten Pasuruan yang saat ini sudah mencapai usianya ke-1086. Tentu, tak lepas dari perjuangan para pahlawan. Salah satunya yaitu Untung Surapati.

Untung Surapati merupakan salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Menurut sejarah, Untung Surapati berasal dari Bali yang awalnya ditemukan oleh perwira VOC bernama Kapten Van Beber. Namun, perwira VOC itu kemudian menjualnya kepada perwira VOC lain di Batavia bernama Moor.

Ketika usianya 20 tahun, Untung Surapati dimasukkan ke penjara oleh Moor karena berani menikahi putrinya yang bernama Suzane. Dan, ketika di dalam tahanan tersebut, Untung Surapati ternyata memimpin pergerakan para tahanan hingga akhirnya berhasil kabur dari penjara dan menjadi buronan.

Di sisi lain, pada tahun 1683, VOC berhasil mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa, sang raja Banten. Putra sang raja yang bernama Pangeran Purbaya melakukan pelarian ke Gunung Gede. Setelah melalui proses yang panjang, ia memutuskan menyerah asalkan ia dijemput oleh perwira VOC pribumi.

Beruntungnya, saat itu Untung Surapati telah menerima tawaran sebagai tentara VOC dan dilatih ketentaraan. Ia pun juga diberi pangkat letnan dan saat itu ditugasi untuk menjemput Pangeran Purbaya tersebut.

Untung Surapati yang tiba di Kartasura kemudian mengantarkan Raden Ayu Gusik Kusuma pada Patih Nerangkusuma, ayahnya, yang juga tokoh anti VOC. Ia gencar melakukan pendesakan kepada Amangkurat II untuk melanggar kesepakatan dengan Belanda. Nerangkusuma kemudian menikahkan Gusik Kusuma dengan Untung Suropati.

Pada Februari 1686, Kapten François Tack yang merupakan perwira VOC senior tiba di Kartasura untuk menangkap Untung Suropati. Amangkurat II yang telah dipengaruhi Nerangkusuma, pura-pura membantu VOC. Tak pelak, pertempuran pun tak terhindarkan. Pasukan VOC sebanyak 75 orang tewas, termasuk Kapten Tack yang berhasil tewas di tangan Untung Surapati.

Amangkurat II yang takut pengkhianatannya terbongkar kemudian merestui Untung Suropati dan Nerangkusuma untuk merebut Pasuruan. Di Pasuruan, Untung Suropati berhasil mengalahkan Anggajaya, Sang bupati. Dari sinilah, Untung Suropati akhirnya menjabat sebagai Bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara.

Kapten Fraw VOC senior yang ikut berperan dalam pertempuran pun meletus di halaman Kraton. Hingga membuat pasukan VOC hancur. Dan sebanyak 75 orang Belanda tewas. Bahkan, kapten Tack sendiri tewas di tangan Untung Suropati. Sementara, tentara Belanda yang masih hidup menyelamatkan diri ke benteng mereka.

Namun, pada bulan September 1706 gabungan pasukan VOC, Kartasura, Madura, dan Surabaya dipimpin Mayor Goovert Knole menyerbu Pasuruan. Pertempuran di benteng Bangil akhirnya menewaskan Untung Suropati alias Wiranegara tanggal 17 Oktober 1706. Pada waktu itu ia berwasiat agar kematiannya dirahasiakan.

Makam Untung Suropati pun dibuat rata dengan tanah. Dan perjuangannya dilanjutkan oleh putra-putranya dengan membawa tandu berisi Suropati palsu. Pada tanggal 18 Juni 1707 Herman de Wilde memimpin ekspedisi mengejar Amangkurat III. Ia menemukan makam Suropati yang kemudian dibongkarnya. Selain itu jenazah Suropati pun dibakar dan abunya dibuang ke laut.

Kisah Untung Suropati yang legendaris ini sudah banyak ditulis dalam bentuk sastra. Selain Babad Tanah Jawi, juga terdapat di Babad Suropati. | Oleh : Michael Noer.

Artikel ini telah dibaca 332 kali

Baca Lainnya

Ini Dia Fakta Unik Tentang Bakso Malang

2 Mei 2023 - 11:19 WIB

Cerdas Berdemo, Mahasiswa Harus Tingkatkan Reponsif Membaca dan Diskusi

27 September 2019 - 09:42 WIB

Opini : Impor Guru Sebagai Bentuk Penjajahan Baru?

15 Mei 2019 - 12:30 WIB

Tips Menambah Daya Ingat

19 Desember 2018 - 12:55 WIB

Inilah 5 Tips Aman Pencopet Saat Libur Lebaran

18 Juni 2018 - 16:15 WIB

Review Buku Manajemen Pelayanan Publik

10 Juni 2018 - 20:46 WIB

Trending di Ruang Pembaca