Reporter : Kholid Andika
Editor : Kholid Andika
_________________________________
Sidoarjo (Kabarpas.com) – Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Nila Moeloek mendorong perusahaan yang memproduksi alat kesehatan (alkes) agar memasarkan produknya hingga ke ASEAN. Pasalnya, produksi alkes dalam negeri sudah sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) bahkan Internasional. Pemasarannya juga sudah sampai Luar Negeri hingga ke Negara Brasil.
“Saya tadi sudah melihat langsung proses produksinya, semuanya sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Tapi kenapa pemasarannya harus ke Brasil, kan sebaiknya ke pasar ASEAN dulu,” kata Nila usai meninjau langsung produksi alat kesehatan produk dari PT. Jayamas Medica Industri Jalan Raya By Pass Krian, Rabu (04/10/2017).
Nila menjelaskan, kebutuhan jarum suntik memang sangat tinggi dan sebelumnya juga kerjasama dengan negara lain seperti Jepang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun karena di PT. Jayamas Medica Industri sudah bisa memproduksi sendiri, Nila mengaku tidak perlu lagi kerjasama karena sudah ada produksi dalam Negeri.
“Perusahaan ini juga memproduksi alat kesehatan berupa kassa bekerja sama dengan Usaha Kecil Menengah (UKM). Kerja sama ini bagus sekali UKM dengan industri jadi sekarang kassa tersebut sudah sterilisasi dan sudah bisa dipasarkan. Yang lebih penting kita mensosialisasikan agar kita memakainya, selain itu bisa memproduksi 300 juta masker setiap tahunnya,” katanya.
Di PT. Jayamas Medika Indusatri sendiri tidak hanya memproduksi jarum suntik, namun juga banyak produk lain seperti alat tes kehamilan merk Onemed, kassa, alat bantu penderita batu ginjal dan beberapa produk lainnya.
“Kita patut bangga ternyata di Sidoarjo ada pabrik yang sudah memproduksi jarum suntik dengan skala besar. Saya kira nantinya tidak perlu lagi kerjasama dengan negara lain karena negara kita sudah mampu memproduksi sendiri alkes seperti jarum suntik,” ujarnya.
Sementara itu, CEO PT. Jayamas Medica Industri Jimmy Hartanto mengatakan, produksi dalam Negeri harus diprioritaskan. Karena rencananya jangka panjang untuk alat kesehatan produksi dalam negeri merupakan prioritas. Dan hampir 95 persen produksi alat kesehatan saat ini merupakan impor.
“Sebenarnya kita mampu untuk memproduksi sendiri dan karena memang dulu fokusnya tidak ada. Dan saat ini sudah didukung pemerintah untuk memproduksi alat kesehatan dalam negeri dan memakai produk kesehatan dalam negeri. Dengan adanya pembinaan Ibu Menkes ini, kami akan semangat lagi ke depannya,” kata Jimmy.
Jimmy menegaskan, dalam teknologi sedang pihaknya masih mampu. Bahkan yang padat karya bisa kompetisi dengan Negara lain seperti Cina, Singapura dan Negara lain. “Kita ini penduduknya banyak dan bisa menjadi prdusen di Negeri kita ini. Secara kualitas, produksi kami sudah memenuhi standar Internasional,” tutupnya. (lid/lid).