Reporter : Andika Wijaya
Editor : Kholid Andika
_____________________________________________________________________
Sidoarjo (Kabarpas.com) – Sejumlah da’i dan da’iyah cilik perwakilan dari pondok pesantren se-Kabupaten Sidoarjo mengikuti lomba da’i/da’iyah yang digelar oleh Kepolisian Resor Kota (Polresta) Sidoarjo di ruang Bharadaksa. Mereka melakukan tausyiah dihadapan para perwira polisi dan para ulama tentang bahaya penyalagunaan narkoba dan bahaya radikalisme.
Wakapolresta Sidoarjo, AKBP Pasma Roice mengatakan, lomba da’i dan da’iyah cilik ini diikuti sebanyak 18 anak perwakilan pondok pesantren se-Kabupaten Sidoarjo. Lomba ini salah satunya untuk menangkal kenakalan remaja, di antaranya narkoba dan radikalisme. Selain itu, Polresta Sidoarjo juga mencari bibit da’i dan da’iyah cilik di lingkungan pesantren hingga sekolah berbasis pesantren.
“Bahaya narkoba dan radikalisme mengancam masyarakat Indonesia. Dengan adanya lomba da’i dan da’iyah ini, kami ingin menanamkan kepada anak-anak sejak dini bahwa hal itu sangat berbahaya. Dengan adanya lomba ini, agar mereka mensosialisasikan bahaya tersebut kepada teman-temannya di pesantren, bahwa bahaya radikalisme dan narkoba itu sangat berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan di masyarakat,” kata Pasma, Rabu (25/10/2017).
Untuk menangkal bahaya itu agar tidak masuk ke wilayah Sidoarjo, Pasma menyatakan bahwa, pihak kepolisian terus melakukan sosialisasi kepada semua pondok pesantren dan sekolah akan bahaya narkoba dan paham radikalisme. Sosialisasi itu salah satunya untuk mencegah kenakalan remaja yang bisa merusak generasi muda bangsa.
Salah satu da’i cilik, Moh Wafirullah mengatakan, langkah-langkah untuk mencegah peredaran narkoba dan bahaya radikalisme yakni dengan melakukan kegiatan positif, belajar dengan rajin dan tidak bergaul dengan bebas.
“Bahaya narkoba dan paham radikalisme bisa ditangkal oleh anak-anak yaitu dengan cara belajar yang baik, mengaji, sholat hingga menghindari kenakalan remaja,” tandasnya. (and/lid).