Reporter : Andika Wijaya
Editor : Kholid Andika
______________________________________________________________
Sidoarjo (Kabarpas.com) – Memperingati bulan bahasa sekaligus Hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap bulan Oktober, SMA Muhammadiyah 1 Taman (SMAM1TA) Sidoarjo, mengajak sejumlah guru dan siswanya untuk menggunakan bahasa Jawa. Penggunaan bahasa tersebut agar tidak tergusur oleh bahasa asing.
Kepala SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo, Zainal Arif Fakhrudi mengatakan, bahasa Jawa itu penting sekali. Karena belakangan ini bahasa Jawa cenderung tergusur oleh bahasa asing. Bahkan, bahasa Jawa terkadang menjadi momok bagi anak-anak sekolah dasar (SD).
“Kita orang Jawa, ketinggalan bahasa Jawa bahkan kita tidak bisa bahasa Jawa. Oleh karena itu kita kenalan kembali bahasa kita yaitu bahasa Jawa. Kita tidak harus pintar bahasa Inggris dan tidak boleh menumpahkan bahasa Jawa. Namun bahasa Jawa, Indonesia dan Inggris harus bisa,” katanya, Kamis (26/10/2017).
Salah satu siswi SMAM1TA, Wafiq Agustin menyatakan, di sekolahnya diajarkan bahasa Jawa. Setiap bertemu dengan teman-temannya, ia selalu menggunakan bahasa Jawa. “Pada saat bulan bahasa ini, karena kita harus menggunakan bahasa Jawa, jadi setiap bertemu dengan teman-teman juga berbahasa Jawa,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, pihak sekolah juga menghadirkan warga negara asing asal Inggris, Christopher. Christopher pun bercerita tentang pengalamannya belajar bahasa Jawa. Ia mengaku senang bisa belajar bahasa Jawa.
“Saya sangat suka dan tertarik dengan bahasa Jawa. Meski awalnya sangat sulit. Tapi setiap hari berbicara bahasa Jawa dengan masyarakat. Saya sempat kaget ketika di Bali, kok bahasanya tidak sama dengan bahasa Jawa,” kata pria yang tak lama ini menjadi Mualaf itu.

Ia pun akhirnya mengetahui jika di Indonesia banyak sekali bahasa, suku dan budaya. Sehingga ia tertarik dan suka dengan Indonesia. Pada akhirnya, ia mau mengabdi untuk mengajar bahasa Inggris.
“Yang paling menarik bagi saya adalah Jawa. Karena saya hidup di Jawa dan orang tua saya ada di Surabaya. Sehingga saya lebih banyak belajar bahasa Jawa agar bisa dekat dengan komunitas saya,” tutupnya. (and/lid).