Reporter : Dena Setya
Editor : Memey Mega
Malang, Kabarpas.com – Terkait kota kreatif, Deddy Wahyudi, Dosen ITB menegaskan jika Kota Malang masih belum bisa dikatakan kratif. Pasalnya, beberapa perubahan lebih menunjukan copi paste ketimbang hasil pemikiran sendiri
“Kota malang masih berproses menuju kota kreatif dan beberapa kota juga masih berproses, tapi harus ada visi kedepan nah itu PRnya, yang pertama memecah kebutuhan konektifitas ke stakeholder, pemerintah, akademisi, komunitas, media, semua harus berkolabirasi, harus kreatif,” katanya dalam diskusi reboan MPD, Rabu (13/12).
Selain itu, dia juga berharap dengan konektivitas tersebut mampu menjadikan Kota Malang lebih kreatif, “Kalau menuju kota kreatif tidak hanya kopi mengkopi, dan selama in Malang hanya cover saja,” imbuh pria berkacamata tersebut.
Ditanyai terkait kampung tematik, Deddy menjelaskan jika kampung tematik merupakan destinasi wisata instan yang belum menjadi bagian keseharian dari warga dikampung itu sendiri.
“Saya kira kampung tematik itu salah satu bagian yang harus menjadi keseharian warganya. Misalnya kampung tematik bambu, daerah aliran sungai yang ditanami bambu. Bambukan juga bagian dari konservasi aliran sungaikan, itu luar biasa kalo menurut saya, yang berikutnya adalah bagaimana kampung bambu tematik dimana bambu itu bisa menjadi bagian sehari-hari warga bukan hanya dekorasi, misal tempat makan pake bambu, dan ada bambu disetiap rumah warga,” pungkas dosen muda yang beberapa waktu lalu mencalonkan dirinya melalui PDIP tersebut.
“Banyak kampung tematik yang ingin muncul instan dan cepat-cepat untuk menjadi destinasi dalam volume cukup besar. Tematik itu harus betul-betul bagian dari warga,” lanjutnya.
Dia juga berharap pemerintah mampu mendorong industri kreatif dan berbenah agar menciptakan kreatifitas.
“Harus berbenah, tujuan yang bener jangan mengcopi sana sini tapi yang bener-benar tahu potensi sendiri. Yang disebut kratif itu menciptakan bukan mengcopi,” tutup Deddy. (Den/Mey)