Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Kabar Malang · 22 Des 2018 23:08 WIB ·

Nurseto, “Masih Banyak PR Pemerintah untuk Ibu dan Perempuan”


Nurseto, “Masih Banyak PR Pemerintah untuk Ibu dan Perempuan” Perbesar

Reporter : Dita Lia

Editor : Memey Mega

Malang, Kabarpas.com – Ibu bukan hanya sebutan bagi orang tua perempuan, melainkan memiliki makna lebih penting. Ibu juga memiliki peran dalam mensukseskan generasi bangsa tanah air. Untuk itu setiap tanggal 22 Desember diperingati hari ibu sebagai bentuk penghargaan bagi ibu.

Namun demikian, masih banyak terjadi kekerasan pada perempuan, apalagi meningkatnya jumlah ibu muda yang tidak dibekali pemahaman menjadi pekerjaan rumah klasik bagi pemerintah.

Menanggapi hal tersebut, politisi Partai Demokrat, Nurseto Budi Santoso berharap peringatan hari ibu bukan hanya sebagai serebrasi saja, melainkan bisa menjadi momentum untuk memastikan seluruh kebijakan negara memihak kepada kaum ibu di Indonesia.

“Kaum perempuan harus bisa menjadi pelopor atau motor penggerak pembangunan di lingkungan keluarga dan juga masyarakat luas, tujuannya tentu saja untuk kemajuan bangsa Indonesia,” terang pria yang juga menjabat sebagai Sekjen Pengurus Pusat GM FKPPI, Sabtu (22/12).

Lebih lanjut, pemerintah juga harus mampu melindungi hak-hak perempuan dalam undang-undang agar mampu mengurangi kasus kekerasan dalam rumah tangga yang sering dialami perempuan, “Keberadaan sejumlah regulasi terkait UU KDRT itu sangat penting untuk memastikan ibu dan perempuan terlindungi dari berbagai potensi kekerasan. Tapi tetap saja, pemahaman maupun pendidikan bagi perempuan itu juga sangat penting. Walaupun sudah di lindungi UU, masih banyak perempuan yang takut untuk bicara. Ada banyak faktor salah satunya ekonomi,” imbuh Calon DPR RI no urut 3 Dapil Malang Raya dari Partai Demokrat tersebut.

Selain itu, pemerintah juga harus mampu menekan jumlah pernikahan dini, “Tidak hanya dengan membatasi minimal usia menikah, tapi juga harus memberikan pemahaman. Gencarkan sosialisasi tentang usia pernikahan. Jangan hanya kepada remaja, tapi juga fokuskan kepada orang tua. Secara psikologis dan reproduksi masih belum berkembang dan belum siap untuk hamil. Hal itu yang membuat tingkat kematian ibu dan bayi setiap tahun justru meningkat,” katanya.

Dan untuk yang sudah menjadi ibu di usia muda, lanjut Nurseto, Pemerintah harus mampu membekali mereka untuk menjadi ibu kreatif yang mandiri dan bertanggung jawab, “Sehingga tidak ada lagi faktor ekonomi menjadi alasan perceraian atau mampu menekan kekerasan dalam rumah tangga,” tutup Wakil Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat.

Artikel ini telah dibaca 26 kali

Baca Lainnya

Mahasiswa UB Gelar MW CARE 2024 Bersama PMI Kota Malang

1 November 2024 - 12:03 WIB

Presenter RRI Malang Juarai Kompetisi Broadcast Tingkat Asia Pasifik

26 Oktober 2024 - 13:00 WIB

Esty Sulistya (baju biru dua dari kanan) bersama Direktur Utama RRI Ignatius Hendrasmo, Direktur Program Produksi RRI- Mistam, dan pemenang lain dari RRI, di Istanbul Turkiye, 22 Oktober 2024.

Peringati Hari Santri, Paslon WALI Calon Walikota Malang Kunjungi Makam Pendiri NU

22 Oktober 2024 - 14:47 WIB

Pengajian Eksekutif Malang Raya Luncurkan Strategi Kembangkan Potensi Zakat di Jatim

12 Februari 2024 - 11:26 WIB

Amin Balbaid Dampingi Anies Baswedan Sambang Kiai Kota Malang

9 Oktober 2023 - 16:30 WIB

Mie Gacoan Hadir untuk Memberikan Peluang Kerja Warga Lokal

9 Agustus 2023 - 07:02 WIB

Trending di Kabar Malang