Reporter : Amelia Putri
Editor : Anis Natasya
Probolinggo, Kabarpas.com – Puskesmas Pajarakan mengajak masyarakat untuk mencegah DBD, dengan menggelar gebyar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup) Plus. Acara ini dilaksanakan di Desa Pajarakan Kulon Kecamatan Pajarakan.
Selain di Desa Pajarakan Kulon Kecamatan Pajarakan, Gebyar PSN dengan 3M Plus ini juga dilakukan secara serentak di 12 desa di Kecamatan Pajarakan. Untuk di Desa Pajarakan Kulon, Gebyar PSN dimotori oleh Ponkesdes Edelwis yang dipimpin Perawat Desa Syaeful Islam dan Bidan Desa R. Wardatul Firdaus. Keduanya mengajak Kepala Desa Pajarakan Kulon Anas, perangkat desa, kader beserta masyarakat sekitar.
Kegiatan ini dihadiri oleh Camat Pajarakan Sukarno bersama jajaran Forkopimka Pajarakan, Kepala Puskesmas Pajarakan dr Syaiful Bahri, Kepala Desa Pajarakan Kulon Anas beserta segenap perangkat Desa Pajarakan Kulon Kecamatan Pajarakan.
Kepala Puskesmas Pajarakan dr Syaiful Bahri mengungkapkan program PSN ini adalah untuk memutus mata rantai penularan DBD melalui gerakan 3M Plus serta menghindari pertumbuhan vektor-vektor baru. “Serta menunjang percepatan penurunan angka kejadian DBD di Kabupaten Probolinggo, khususnya wilayah Kecamatan Pajarakan melalui pemberdayaan masyarakat sekitar untuk memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar,” ungkapnya, Jumat (1/2/2019).
Menurut Syaiful, pencegahan DBD salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah melalui 3M (Menguras, mengubur dan menutup) plusnya memakai obat nyamuk, memakai kelambu saat tidur, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk dan lain-lain. “Dengan gerakan bersama-sama untuk membersihkan lingkungan sekitar rumah-rumah penduduk di Desa Pajarakan Kulon Kecamatan Pajarakan,” jelasnya.
Lebih lanjut Syaiful menerangkan pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD seperti juga penyakit menular lainnya didasarkan pada usaha pemutusan rantai penularannya. Pada penyakti DBD yang merupakan komponen epidemiologi adalah terdiri dari virus dengue, nyamuk Aedesaegypti dan manusia. Belum adanya vaksin untuk pencegahan penyakit DBD dan belum ada obat-obatan khusus untuk penyembuhannya maka pengendalian DBD tergantung pada pemberantasan nyamuk Aedes aegypti.
“Penderita penyakit DBD diusahakan sembuh guna menurunkan angka kematian. Sedangkan yang sehat terutama pada kelompok yang paling tinggi resiko terkena, diusahakan agar jangan mendapatkan infeksi virus dengan cara memberantas vektornya,” tegasnya.
Syaiful menambahkan PSN DBD adalah kegiatan memberantas telur dan jentik nyamuk penular penyakit DBD (Aedes aegypti) di tempat-tempat perkembang biakannya. Sampai saat ini pemberantasan vektor masih merupakan pilihan yang terbaik untuk mengurangi jumlah penderita DBD.
“Strategi pemberantasan vektor ini pada prinsipnya sama dengan strategi umum yang telah dianjurkan oleh WHO dengan mengadakan penyesuaian tentang ekologi vektor penyakit di Indonesia. Strategi tersebut terdiri atas perlindungan, pemberantasan vector dalam wabah dan pemberantasan vektor untuk pencegahan wabah serta pencegahan penyebaran penyakit DBD,” tutupnya. (mel/nis).