Reporter : Dita Lia
Editor : Memey Mega
Malang, Kabarpas.com – Dalam kegiatan sesekaran Topeng Malang yang diselenggarakan oleh Kampung Budaya Polowijen (KBP), Ridwan Hisjam, anggota DPR RI yang diundang untuk orasi budaya menegaskan jika Indonesia ada karena sejarah dan budayanya sehingga masyarakat saat ini memiliki kewajiban untuk ikut mengingat sekaligus melestarikan budayanya.
“Indonesia memang sangat kaya dengan warisan tradisi dan khasanah budaya. Khususnya di Malang ini yang memang terkenal dengan topeng Malangannya dan sejarag Ken angrok Kendedes. Sehingga sudah sewajarnya jika kita terus melestarikan budaya dan mengingt sejarahnya. Jangan sampai anak cucu kita nantinya luoa dengan jati diri bangsanya,” terang politisi Partai Golkar tersebut, Senin (11/2).
Menurutnya, budaya bukan hanya warisan leluhur tetapi juga kekayaan yang di miliki Indonesia, “Jadi ayo kita jaya kekayan kita ini. Jangan cuna marah ketika kekayaan kita dicuri negara tetangga. Itu semua terjadi kareba kita sebagai pemilik kurang menjaganya,” imbuhnya
Dia juga menyarankan agar Kampung Budaya Polowijen dibuat Situs Kendedes karena menurut sejarag disini tempat lahir Kendedes.
Sementara itu, Ki Demang salah satu tokoh yang menggerakan KBP menambahkan ada satu tradisi yang berkaitan topeng yang secara turun- temurun di wariskan pada generasi penerusnya. Ragam Macam tradisi topeng antara lain Upacara Penitisan Topeng, Jamasan Topeng Ruwatan Topeng, Gebyak wayang Topeng serta Sesekaran Topeng , “Tradisi dan budaya lama itu kian lama makin hilang seiring dengan sekedar kebutuhan pementasan maupun tergerus budaya baru yang cenderung instan,” ungkap Ki Demang.
“Karena alasan itulah, Kampung Budaya Polowijen Blimbing sebagai basis kebangkitan topeng di Kota Malang menggelar acara ritual tradisi Sesekaran Topeng Malang dan Upacara Penitisan Topeng yang di selenggarakan di tiga lokasi yaitu di KBP, Situs Sumur Windu Ken Dedes dan Makam Mbah Reni. Acara ini tentu akan dilanjutkan dengan rangkaian upacara lain yang rencananya minggu depan akan diselenggarakan Jamasan, Siraman dan Plintengan,” katanya lagi.
Menurut penuturan Yudhit Perdananto tokoh Pelestari Topeng Malang yang memandu prosesi sesekaran topeng mengatakan jika tradisi ini sudah turun temurun.
“Ini tradisi turun menurun sejak Mbah Reni lakukan terus dilanjutkan Alm. Mbah Karimun di Pakisaji dan Ki soleh Adipramana di Tumpang tentu dengan varian yang berbeda,” jelasnya.
Selain Ridwan Hisjam, beberapa tamu undangan juga tampak hadir seperti Kepaa Dinas Kominfo, Ketua DPRD Kota Malang, Insan Pers dari berbagai media dan beberapa tokoh masyarakat lainnya. (dit/mey)