Pasuruan (Kabarpas.com) – Tidak banyak orang yang tahu bila kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pernah berkantor di sebuah rumah yang berada di pinggir Jalan Diponegoro, No.5. Kota Pasuruan.
Dari hasil penelusuran tim Kabarpas.com, rumah yang hampir seluruh bentuk bangunannya masih kuno tersebut, ternyata diketahui milik KH Muhammad Dahlan, yang merupakan salah seorang Ketua PBNU pada masa 1957-an.
Muhammad Ali Musta’in, salah seorang cucu KH Muhammad Dahlan yang tinggal di Pasuruan menceritakan, kala itu pada saat revolusi pasca kemerdekaan Republik Indonesia (RI), telah terjadi peristiwa 10 Nopember.
“Waktu itu kebetulan kantor PBNU masih di Surabaya. Dan untuk menyelamatkan sejumlah arsip penting milik PBNU, agar tidak hilang maupun dibakar oleh sekelompok orang yang saat itu masih tidak menerima dengan berdirinya NU. Sehingga KH. Muhammad Dahlan pun berinisiatif untuk hijrah ke Pasuruan bersama dengan tokoh NU lainnya,” kata Ali kepada Kabarpas.com saat ditemui di kediamannya, Selasa, (04/08/2015) sore.
Kendati demikian, pria yang saat ini aktif di salah satu kepenggurusan partai politik itu mengatakan, kalau keberadaan kantor PBNU di Kota Pasuruan itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pasalnya, saat itu di kota setempat sedang bersamaan diduduki oleh kolonial Belanda. “Dan saat itu, keberadaan kantor PBNU di Kota Pasuruan ini hanya bertahan sekitar tiga tahun,” imbuhnya.
Oleh karena itu, KH Muhammad Dahlan beserta tokoh NU lainnya, yang ada di wilayah setempat akhirnya memutuskan untuk berhijrah ke Madiun. Namun, di daerah ini baik KH Muhammad Dahlan maupun tokoh NU lainnya hanya bertahan tidak lebih dari satu tahun.
“Pada saat itu masih terjadi aksi pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berkeinginan menjadikan Madiun menjadi pusat pemerintahannya. Sehingga KH Muhammad Dahlan dan tokoh lainnya kembali hijrah ke daerah lain,” terangnya kepada Kabarpas.com.
Lebih lanjut, ia menambahkan kalau saat ini rumah tua yang bernilai sejarah dan menjadi cagar budaya dengan kondisi yang masih utuh tersebut, masih ditempati saudaranya bernama Muftiah Rosyidah, yang merupakan salah satu anak dari KH Muhammad Dahlan. (nis/sym).