Pasuruan (Kabarpas.com) – Ratusan orang yang berasal dari salah satu pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pasuruan, terlibat bentrok dengan sejumlah petugas kepolisian, saat mereka menggelar aksi demo di depan Kantor KPU Kota Pasuruan.
Aksi demo ini sendiri dipicu, lantaran massa tidak terima dengan hasil perhitungan suara dan keputusan KPU setempat, yang memenangkan pasangan lain. Sehingga mereka mendesak agar digelar Pilkada ulang.
Pantauan Kabarpas.com di lokasi, dalam aksinya mereka mendapat pengawalan ketat dari pihak Polres Pasuruan Kota. Bahkan, himbauan dari aparat agar massa menjalankan aksi secara damai terus dikumandangkan. Namun, hal itu ternyata tak dihiraukan oleh massa.
Selain itu, aksi saling dorong antara massa dengan petugas pun tak terelakkan. Sehingga situasi menjadi kian memanas. Bahkan, massa terlihat beringas melempari petugas dengan tomat busuk dan minuman air mineral dalam kemasan gelas.
Melihat situasi yang tak terkendali, lantaran massa sudah bertindak anarkis. Petugas akhirnya mendorong massa mundur. Dan untuk memecah konsentrasi massa, petugas terpaksa melakukan penyemprotan air dari kendaraan water canon. Serta tembakan gas air mata yang dibawa petugas. Akibatnya, massa pun terlihat kocar-kacir dan beberapa di antaranya ambruk di tengah jalan.
Dalam peristiwa bentrokan itu, terdapat beberapa orang petugas dan massa yang terluka. Dan langsung dievakuasi oleh tim Dokkes Polresta Pasuruan. Bahkan, seorang pria yang diduga provokator juga berhasil diamankan petugas.
Namun, apa yang sudah diuraikan tersebut bukanlah sungguhan. Karena itu hanyalah sekedar adegan atau skenario gambaran dari simulasi pengamanan Pemilhan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Pasuruan, yang digelar oleh jajaran Polres Pasuruan Kota di Kantor KPU kota setempat. Sabtu, (22/08/2015).
“Ini hanyalah gambaran dari pengamanan pilkada yang akan kami lakukan nanti. Dan semoga ini tidak terjadi sungguhan,” ujar Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Yong Ferry Djon kepada Kabarpas.com saat ditemui di lokasi.
Ia mengaku, kalau aksi yang terjadi dalam simulasi itu masihlah belum seberapa. Karena bisa jadi pada saat pelaksanaan Pilkada yang sesungguhnya nanti akan jauh lebih parah.
“Untuk itu saya sudah meminta kepada seluruh anggota, agar bisa bersama-sama dalam memberikan keamanan, khususnya dalam Pilkada tanggal 9 Desember nanti,” pungkasnya. (ajo/sym).