Jakarta, Kabarpas.com – Komunitas Guna Ulang Aja (GUA) menghimbau generasi muda, khususnya Gen Z, untuk menerapkan gaya hidup reuse sebagai upaya mengurangi timbulan sampah.
Reuse merupakan bagian dari pendekatan 3R (reduce, reuse, recycle) dalam pengelolaan sampah.
Sekretaris GUA, Nasuri Suray menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam talkshow acara bertajuk “Pesta Prestasi” yang digelar di halaman Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Kawasan Senayan Jakarta.
Pesta Prestasi merupakan festival yang mengapresiasi prestasi generasi muda di berbagai bidang, antara lain olahraga, pendidikan, seni dan budaya, sosial dan kemanusiaan, serta lingkungan hidup.
Acara ini diadakan sebulan sekali, dan motto kali ini adalah bersenang-senang dan menang.
Panggung utama menampilkan penampilan komika papan atas Tanah Air seperti Ananta Rispo, Hifdzi Khoir dan Ridwan Remin.
Dalam talkshow yang terbagi dalam beberapa sesi, pihak penyelenggara memperkenalkan Nasuri dari komunitas GUA, serta aktivis perlindungan kucing dan anjing liar serta relawan dari komunitas donor darah.
Kak Suray sapaan akrab Nasuri menjelaskan bahwa sampah khususnya sampah plastik akan berkurang secara signifikan jika generasi muda mempraktekkan kebiasaan menggunakan kembali (reuse) barang sehari-hari.
Dia memberi contoh sederhana. Penggunaan tumbler mengurangi limbah botol plastik sekali pakai yang digunakan untuk mengemas minuman.
“Kegiatan utama komunitas GUA adalah kampanye dan edukasi tentang praktik penggunaan kembali untuk meminimalkan sampah,” kata Nasuri.
Dalam kesempatan tersebut Kak Suray juga menekankan pentingnya penerapan metode Reduce (pengurangan) dan Recycle (daur ulang) sampah.
Dia memberi contoh. Tidak mencetak kwitansi transaksi di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) merupakan praktik pengurangan sampah yang nyata.
“Saya sering melihat kertas kwitansi berserakan di dekat ATM. Padahal kita sudah melihatnya di layar kaca. Untuk apalagi mencetak struknya?” ujarnya.
Soal daur ulang, Suray menyampaikan bahwa sampah organik kini bisa diolah menjadi kompos.
“Caranyanya mudah. Cukup pisahkan sampah sisa makanan. Kemudian dikubur di pekarangan. Atau boleh dengan ember yang telah diisi tanah. Kubur sisa makanan di sana. Maka akan menjadi pupuk kompos.” Ujar Suray.
Suray juga menjelaskan, komunitas GUA telah banyak memberikan pendidikan ke sekolah dasar dan menengah. Selain itu, ia juga mengedukasi masyarakat di tempat-tempat umum seperti alun-alun.
“Saya berharap gerakan ini didukung oleh semua pihak agar kesadaran kita dalam pengelolaan sampah semakin meningkat dan kita menjadi lebih baik,” kata Suray.
Selain pemaparan dari Suray, peserta festival juga akan mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai praktik reuse untuk mengurangi sampah di booth komunitas GUA.
Pengunjung yang menjawab kuis akan menerima barang-barang yang dapat digunakan kembali seperti tas pembawa, cangkir, dan ALVAboard “Kardus Zaman Now” sebagai hadiah.
Dengan bantuan Izifill, komunitas GUA memberikan layanan gratis kepada pengunjung yang ingin mengisi gelasnya dengan air minum. (ajo/gus).