Oleh: Haidar Hafeez
KABARPAS.COM – SUATU ketika nabi sedang rebahan di dalam kamar tidurnya. Tiba tiba langit langit atap rumahnya tersingkap menyatu dengan langit tujuh. Jibril memimpin misi isra mi’raj, dan Mikail serta beberapa malaikat lain turut menyertai bertandang ke pada nabi. Serombongan malaikat yang lain demi sukses misi isra mi’raj ini ikut seta dalam misi kali ini. Mereka bertugas atas izin Allah merubah alam nyata di atas bumi menyatu dengan alam nyata para malaikat. Antara langit langit rumah nabi hingga langit tujuh di atas sana. Tempat tak terhingga biasa para nabi menjumpai tuhan dalam wahyu. Setelah nabi menerima kedatangan para malaikat. Di ahir kata nabi lalu di ajak keluar oleh malaikat Jibril menuju telaga berair zamzam. Sebagaimana dikisahkan oleh Said bin Musajib dan rawi rawi yang lain. Alam malakut tidak seperti alam dunia yang seluruh manusia dan jin harus berpikir baru terwujud pikiran tentang ini itu. Alam malakut alam di mana pikir terpaut jauh dengan zikir. Lamunan masih kalah dengan minhaisu layahtasib tuhan maha pencipta. Robbul alamin, tuhan penguasa segenap alam.
Mikail datang sini kata Jibril. Mikail yang sedang mempersiapkan bejana emas berisikan hikmah, keimanan, kesabaran, pengetahuan, kebajikan dan keislaman bersama malaikat lain yang turut serta dalam misi ini. Iya Jibril ada apa. Coba bawakan kesini bejana bejana emas itu. Mikail menuju para malaikat yang sibuk bertugas mengeluarkan tiga bejana emas serta perangkat perangkat lainnya. Hei semuanya!. Seru Mikail kepada malaikat yang bertugas dengan tugasnya masing masing. Bawa ke sana bejana bejana itu. Mikail sambil menunjuk kearah ruangan di mana Jibril sedang bercengkrama dengan nabi.
Jibril dengan rendah hati menawari Jibril tidak berani mempersilahkan apa lagi menyuruh nabi untuk berbaring di tempat yang telah di persiapkan para malaikat jauh sebelum tugas misi isra mi’raj. Hanya menawari sebab seluruhnya terserah nabi. Namun tidak mungkin imamul ambiya makar kepada kehendak sang al-muktadiru. Lalu nabi rebahan di atas ranjang yang berkilau keemasan serta berpernak pernikkan mahligai permata yang indah di pandang siapa saja tak terkecuali malaikat, bahagia ada di keagungan fasiltas kerasulan nabi saat di alam malakut. Sungguh kemewahan sang manusia pilihan.
Usai misi membelah dada nabi dan mencuci isi dada dengan sifat sifat kebaikan yang di taruh di tiga bejana emas. Jibril sekali lagi mengatakan kepada Mikail. Mikail persiapkan kendaraan untuk perjalan nabi. Burok. Sela Mikail kepada Jibril. Benar jawab Jibril. Seketika Mikail berkordinasi dengan malaikat yang lain untuk mempersiapkan buroq warna putih. Kendaraan yang dulunya adalah kendaraan nabi Ibrahim saat hendak menuju baitulah di Makkah. Baitulah bukan Masjidil haram. Kata masjidil haram, ada dan menjadi nama baru setelah turun wahyu surat al-isro ayat satu. Nabi di perjalankan dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa. Begitu juga baital maqdis setelah ayat ini turun di namailah oleh Allah dengan Masjidil Aqsa. Sebelum ayat ini turun tak terpikir oleh siapapun sebutan Masjidil haram dan Masjidil Aqsa.
Buroq putih bekas kendaraan nabi nabi terdahulu ini bukan sembrangan. Kemewahannya tak tertandingi hingga kapanpun. Buroq warna putih ini pernah menjadi kendaraan nabi Ibrahim ketika hendak ke negeri jauh terutama saat hendak menuju Makkah menjenguk Hajar dan Ismail. Kendaraan para nabi yang tiada dua. Buroq bukan prototip sebelum kemudian produksi masal. Melainkan kendaraan limitit edisien yang di cipta tuhan maha pencipta tuhan jagonya mencipta apa saja seluruhnya limitit edisien.
Malam itu malam puncak misi besar yang di pimpin Jibril misi itu terbagi dua pertama isro, perjalanan jauh dari Makkah menuju Yerosalem di tempuh nabi dan Jibril Mikail serta Malaika yang lain, hanya sekedipan mata. Kecepatan burok tak terukur kilo meter tetapi kecepatan burok menempuh waktu dengan menerobos waktu. Begitu kencangnya lari buroq sampai sampai waktu terima dan tak bergerak. Hingga sejauh mata memandang hanya sekedipan mata. Makkah Yerosalem malam itu di tempuh dalam kedipan mata sama seperti kecepatan orang beriman yang memenangkan sayembara nabi Sulaiman untuk memindah istana Balqis.
Sampailah rombongan pada sebuah negeri subur nan hijau. Negeri taibah tempat hijrah nabi kelak negeri Yasrib negeri Madinah. Lalu menlewati Madyan melihat jejak kerasulan nabi Musa dan menyaksin pohon tua yang masih tumbuh subur berdaun lebat. Pohon abadi yang tidak mati di telan waktu. Nabi Musa pernah duduk dan berteduh di bawah rindang pohon itu begitu abadinya peristiwa bukit Saina hingga pohon esar itu turut abadi. Sebelum kemudian menuju Turisana demi menjumpai wahyu tuhan. Burok terus mengantar nabi saat ada di Syam nabi teringat masa kecil pernah di ajak Abdul Mutalib sang kakek. Lalu berhenti sejenak di Betlehem di tepi barat Palestina. Rumah di tengah kerumunan rumah rumah itu di dekat sumur di kamar itu Isa terlahir dari rahim kudus bunda Maryam. Tak lama kemudian terdengar jejak kaki berlarian mengejar dan ternyata ifrit. Jin tua yang tak rela menyaksikan perjalan indah nabi malam itu. Lalu di bacakan doa dan terjungkal mati termakan obor yang di bawanya sendiri.
Malam itu seperti bukan malam melihat di belahan bumi yang lain masih siang dan diliharnyan dari kejauhan petani yang giat dan terus menanam lalu panen menanam lagi panen lagi. Jibril yang ada di samping rasul menunjuk kearah nabi menyaksikan suasan kampung yang giat. Itulah nabi contoh umatmu yang hidupnya aksar amfa linnas. Hidupnya banyak fungsi dan derma kepada manusia lain. Lalu melewati taman indah dan semerbak wanginya mengisyarat surga. Nabi meng hirup wangi surga hingga menoleh kepada Jibril. Ini bau wangi iman Masitah baby sitter Puti raja Firaun yang mati di di rebus minyak demi cinta kepada Allah. Dan bayinya yang ada dalam gendongan semula di hawatirkan Masitah berkata kepada bunda Masitah agar terus menuju cinta Allah. Masitah mencebur bersama anak anaknya kedalam loyang berisikan minyak goreng yang mendidih. Masitah bermasa anak anaknya adalah keluarga surga yang terpilih Allah.
Kemudian sampailah pada kampung entah kampung kutukan nabi Musa entah kampung black sabath penghuninya sebagian besar lelaki perempuan memukuli kepalanya bukan saja berdarah tetapi memukuli kepala sendiri hingga pecah. Lalu utuh dan di pukuli kembali terus dan terus seperti itu. Itulah nabi umat yang suka sembrono kepada sembahyang lima waktu otaknya kacau dan kapal pecah. Tak jauh dari pemandangan ngeri itu sayup sayup nampak jelas lelaki perempuan hanya bercelana dalam tidak berbaju. Ngobrol dan makan minum terbuat dari buah zaqum yang kotor memnjikkan pedasnya membakar esok dan pahitnya mencengkeram harta yang di miliki. Nabi mengangguk angguk mendengar penjelasan Jibril sang gaet. Memang pahit para bahil itu. Setelah melewati pantai berpasir putih perjalan sampailah pada lelaki perempuan berjemur berenang di pantai berhidangkan dua kuali satu kuali berisikan daging mentah membusuk. Satu kuali lagi berisikan olahan daging rendang warung Padang yang kesohor di muka bumi. Siapa yang tak kenal lezat gurih sedap nikmat rendang Padang. Indonesia gudang kelzatan ankanmacam olahan. Selain rendang masih ada nasi goreng bakso dan lain lain. Nabi dengan ilmunya yang menyingkap satir ruang dan waktu juga tahu akan kemasyhuran olahan makanan Indonesia. Dan lelaki perempuan yang berjemur itu lebih memilih daging busuk. Itulah nabi, wabah yang menjangkiti orang orang moderen. Sukanya berselingkuh dari pada melampiaskan hasarat birahinya kepada istri dan suami sendiri.
Kemudian perjalanan sejenak terhambat. Setelah di lihat pada gugel mep, yang nampak garis merah berkilo kilo meter. Jalan macet total laju kendaraan bukan lagi padat merayap tetapi diam di tempat. Semakin terus semakin menumpuk kendaan kendaraan dari arah belakang menjadi tumpukan macet berkepanjangan. Setelah melewati kemacetan ternyata biangnya orang orang pada buka lapak ada lagi membangun rumah memakan bahu jalan. Serta nongkrong di bahu sepanjang jalan dengan judul warkop, pekael atau lapak lapak mengais rejeki yang lain. Pemandangan itu bersebelahan dengan lelaki perempuan teimbul tenggelam di kedalaman air dan berlarian orang orang mencebur ke air itu bukan untuk menolong orang yang tenggelam tetapi malah berebut menenggelamkan diri hingga menyemut antrian panjang. Ternyata setelah diamati adalah mereka para ribalover yang suka gali lubang dan tutup lubang.
Buroq terus melaju melewati kota disitu banyak orang orang berpakaian perlente mencari kayu dipanggul dan terjatuh sebab kelebihan tonase namun masih saja di tambah dengan beban baru. Itulah nabi orang orang yang suka menumpik jabatan tapi tidak melaksanakan tugas jabatan. Jadi ini itu demi sertifikat menjadi bukti prestasi untuk tiket naik jabatan. Terus belok kiri ucap Jibril pada buroq, di sudut sana ada pentas kehidupan dan mengerikan. Itulah nabi manusia manusia tukang ceramah. Bisanya hanya ngomong. Hingga lidahnya di gunting sebab omongan sekedar ngomong tumbuh lagi sebab tidak mengerjakan omongan sendiri. Terus di sebelah sana itu nabi mereka mencakar muka dan dada sendiri tidak lebih sebab suka membicarakan kejelekan orang dan mengumpat. Agak kesamping kiri ambil jalan yang terus lurus Jibril mengkomando buroq dan masih bab mulut. Disaksikan nabi bila ada sapi keluar dari lubang kecil kemudian sapi ingin masuk kembali lubang padahal sapi semakin hari semakin besar. Dan anehnya saban hari tidak bisa masuk lubang itu masih saja memaksa masuk lubang kecil itu. Semakin hari semakin musatahil sebab sapi tambah besar. Inilah manusia yang suka ngomong rencana namun tidak siap secara zahir materi atau secara batin materi keilmuan.
Selepas dari pertunjukan mengerikan terkait dengan dosa mulut. Ada sayup sayup suara memanggil manggil nabi. Yaraululah ya rasul wahai rasulku suara itu sepertinya posisi pemanggilannya di sebelah belakang kananku gumam nabi . Nabi diam dan engkau tidak menoleh sedikitpun. Nabi untung engkau tidak menoleh. Bila engkau menoleh atau menjawab panggilan itu tentu umatmu akan Yahudi semuanya. Tak lama kemudia ada suara lagi menggil manggil arah kiri sangat jauh di belakang sana. Untung engkau tidak menghiraukan kata Jibril. Bila engkau menghiraukan maka umatmu memilih menjadi Nasrani. Tak lama kemudian terdengar suara jauh banget namun jelas terdengar. Suara perempuan suara yang cantik nampak di telinga. Suara bisikan dunia suara memilih dunia ketimbang aherat dan beruntung nabi tidak menghiraukannya. Demikian Jibril terus menjelaskan arti perjalanan isra kali ini.
Sampailah perjalanan jauh itu pada fase berjumpa lelaki renta. Kakek kakek itu mendapati siapa yang sedang melintas itu nabi. Seketika dari arah yang masih jauh berseru memanggil manggil nabi. Nabi diam saja. Nabi kata Jibril. Usah di hiraukan kakek kakek tua itu iblis. Lalu buroq berhenti, Jibril mempersilahkan nabi untuk turun. Mari mari turun nabi kita sudah sampai tujuan kita sudah di Betlehem. Sebagai gaet Jibril bergegas memandu nabi. perjalanan darat atau perjalanan horizontal atau juga perjalanan isra telah sempurna kita lewati. Kita menuju etape kedua perjalanan langit perjalanan vertikal. Kita menuju landasan pacu untuk mi’raj kelangit. Jibril menjelaskan kepada nabi. Mari kita kesana. Kata Jibril sambil menunjuk tempat mi’raj. Baru beberapa langkah nampak perempuan tua yang sangat renta rebahan di tepi jalan nabi menuju tempat miroj memanggil manggil nabi nenek nenek itu terus memanggil nabi walau nabi tidak menghiraukan panggilannya. Nabi, kata Jibril memberi tahu nabi sambil berjalan menuju landasan mi’raj perempuan tua itu itulah bumi tempat kita berpijak sudah tua dan sangat renta.
Lalu di perjalanan menuju baital maqdis di Masjidil Aqsa itu nabi miroj bersama Jibril saja. Perjalanan vertikal menuju langit di langit pertama bertemu nabi Adam. Dilangit kedua bertemu nabi Yahya dan nabi Isa keduanya masih jomblo. Di langit ke tiga bertemu nabi Yusuf. Di langit ke empat betemu nabi Idris. Di langit ke lima bertemu nabi Harun. Di langit ke enam bertemu nabi nabi Musa. Nabi Musa menangis melihat umatnya banyak yang tidak di surga sedang nabi umat Muhamad semuanya di surga. Di langit ke tujuh bertemu nabi Ibrahim. Di langit ke tujuh setelah bertemu nabi Ibrahim, Jibril mengajak nabi ke baital makmur. Sebuah tempat yang segaris vertikal dengan Masjidil haram di bumi. Kemudian ajak pinarak dan di suguhi tiga macam minuman khas langit. Pertama arak lalu susu segar, serta madu. Nabi meminum susu segar yang di hidangkan bersanding tiga dengan arak dan madu. (***).