Surabaya, Kabarpas.com – Dalam momen memperingati Hari Santri Nasional tahun 2024 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura menggelar Seminar kebangsaan berkolaborasi dengan Pengurus Wilayah NU Jawa Timur.
Seminar yang mengusung tema “Meneruskan Warisan Ulama, Membangun Peradaban Masa Depan” ini bertempat di Aula Perpustakaan IAIN Madura, Pamekasan pada Rabu (06/11/2024). Dua narasumber kondang yaitu budayawan Madura KH. D’ Zawawi Imron dan Cendekiawan muslim sekaligus pengurus Lakpesdam PBNU KH. Ahmad Baso.
Rektor IAIN Madura Dr. Saiful Hadi, MPd mengucapkan rasa syukur sekaligus memberi apresiasi dan penghormatan kepada PWNU Jawa Timur yang memberi kepercayaan kepada IAIN Madura untuk menyelenggarakan seminar HSN ini. Tidak lupa apresiasi juga diberikan kepada Budayawan Madura KH. Zawawi Imron dan KH. Ahmad Baso. Selain dihadiri oleh civitas akademika IAIN Madura, seminar ini juga mengundang pondok pesantren, rektor perguruan tinggi, kepala kantor kementerian agama se madura.
Hadir memberi sambutan mewakili panitia seminar kebangsaan HSN PWNU Jawa Timur, Dr. Yusuf Amrozi, M.MT. Yusuf menyampaikan bahwa pada momen peringatan HSN tahun ini PWNU Jatim menggelar sejumlah ivent diantaranya roadshow seminar kebangsaan yang digelar di sejumlah PTN, PTKIN, dan PTNU di Jawa Timur, sejak akhir oktober hingga awal november 2024. Kampus yang menyelenggarakan seminar ini selain IAIN Madura diantaranya adalah UNISMA, IAIN PONOROGO, IAIN KEDIRI, UIN MALIKI, Universitas Brawijaya, UNU Blitar, UIN Tulungagung, UINSA, UNAIR, UNESA, ITS, serta UNISDA.
Menurut Yusuf sebenarnya segmen seminar ini ditujukan kepada Generasi Z yang barangkali tidak mengenal sejarah dan peristiwa perang sepuluh november 1945 di Surabaya yang dilatarbelakangi oleh Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. Oleh sebab itu PWNU Jawa Timur memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada IAIN Madura yang berkenan menyelenggarakan seminar ini.
Dalam pemaparan materinya Kiai Zawawi Imron dengan gaya orasinya yang khas dengan banyak diselingi dengan puisi menyampaikan bahwa terkait dengan pembangunan kebudayaan, tidak luput dari kontribusi kaum santri yang memiliki peran strategis dalam membangun Negeri ini.
Sementara itu, KH. Ahmad Baso menyampaikan dengan menayangkan dokumen otentik tentang naskah resolusi jihad, peta geografis area surabaya yang menjadi medan perang, penembakan Brigadir Malaby, serta perobekan bendera di Hotel Yamato tersebut, maupun materi penting lainnya. Dengan intonasi orasi yang “menyala”, beliau memberi rekomendasi agar dari rangkaian seminar HSN PWNU Jatim ini memberikan saran kepada pihak yang berkepentingan berupa 3 hal, yaitu; pertama revisi kurikulum pendidikan nasional yang memasukkan fakta sejarah terkait resolusi jihad ini. Kedua penulisan ulang sejarah nasional yang menuliskan kontribusi ulama dalam kemerdekaan Republik Indonesia, serta ketiga perlunya penulisan dokumen buku putih khusunya pada peristiwa yang melatarbelakangi momen sepuluh nopember di Surabaya. Adapun dokumentasi lengkap dari seminar ini dapat diakses di https://www.youtube.com/live/7amkidCI5R4. (ajo/ari).