Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Pendidikan · 13 Jun 2022

Bertemu Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar, Ketua PBNU Ingatkan Agar Tak Ikuti Faham Liberal


Bertemu Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar, Ketua PBNU Ingatkan Agar Tak Ikuti Faham Liberal Perbesar

Kairo, Kabarpas.com – Ketua PBNU Dr. KH Ahmad Fahrur Rozi mengungkapkan, para mahasiswa Indonesia membutuhkan perhatian yang intensif agar mempunyai perhatian terhadap negerinya. Selain itu, agar mereka mempunyai kepekaan terhadap perkembangan masyarakat secara luas, termasuk adanya isu-isu global.

“Semangat mereka dalam belajar patut mendapat apresiasi. Selain pentingnya para mahasiswa dalam memanfaatkan waktu, juga bejalar di Mesir merupakan bagian dari pendadaran agar mampu memegang teguh akidah Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja),” tutur Gus Fahrur, panggilan akrab Pengasuh Pondok Pesantren An-Nuur Bululawang, Malang, dalam keterangan pers yang diterima redaksi kabarpas.com. Senin, (13/06/2022).

Gus Fahrur mengingatkan, mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri saat ini menghadapi banyak tantangan. Adanya gejala organisasi transnasionalisme di Indonesia, bagi mereka justru menjadikan pelajaran penting.

“Alhamdulillah, para mahasiswa dan mahasiswi kita, selalu kita ingatkan agar tidak tertarik dengan paham radikal dan paham liberal. Jadi, semata-mata belajar untuk memegang teguh ajaran Akidah Aswaja,” ujarnya.

Gus Fahrur mengungkapkan hal itu, terkait kunjungan kepada para mahasiswa Indonesia, khususnya program Beasiswa PBNU di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Acara berlangsung di Kantor Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Kairo, 10 Juni 2022.

Dalam silaturahmi yang dihadiri lebih dari 100 mahasiswa-mahasiswi tersebut, Gus Fahrur didampingi Ketua PCINU Mesir Rikza Aufarul Umam dan Rais Syuriah PCINU Mesir Muhlashon Jalaluddin.

Kunjungan Gus Fahrur, yang juga Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, dalam rangkaian undangan menghadiri Konferensi Fatwa Internasional yang diselenggarakan Majlis Darul Ifta Mesir dan dihadiri oleh para mufti dan pejabat urusan keagamaan dari 48 negara di dunia.

Dalam acara silaturahmi tersebut, sebelum pengarahan dan sambutan, diadakan Tahlil Bersama untuk KH Dimyati Rois (almaghfurlah, Mustasyar PBNU) yang wafat pada 9 Juni 2022 lalu. Selain itu, doa tahlil ditujukan untuk KH Lufhfi Thomafi (almaghfurlah, Pengasuh Pesantren Al-Hidayah Lasem, Rembang) serta bagi Taufiq Ramadlan (almarhum), mahasiswa NU yang wafat di Kairo, Mesir.

“Alhamdulillah, acara dimulai pukul 16.00 ditutup dengan makan malam, Salat Maghfrib berjamaah dan Salat Ghaib untuk ketiga tokoh tersebut,” tutur Gus Fahrur.

Mahasiswa Indonesia dan Posisi Mesir

Perlu dicatat dalam keteragan Gus Fahrur, posisi dan peran penting Mesir. Tentu saja tidak lepas dari lembaga pendidikan yang sudah lama berdiri di sana yaitu Al Azhar Al-Syarif.

Menurutnya, kampus Al-Azhar telah menjadi lembaga yang paling aktif memerangi segala jenis paham beragama ekstrem di berbagai belahan dunia.

“Kami juga menegaskan penghargaan yang tinggi atas peran al-Azhar asy-Syarif di bawah kepemimpinan Syaikh yang baru, yang mulia Professor Dr Ahmed Tayeb. Al Azhar asy-Syarif telah bekerja menghadapi segala jenis ekstremisme baik di dalam maupun di luar Mesir. Al-Azhar as-Syarif telah memainkan peran penting di seluruh dunia, ” ungkap Gus Fahrur.

Peran Al-Azhar tersebut juga tidak lepas dari keberadaan Darul Ifta’ yang menjadi otoritas fatwa tertinggi di Mesir dan diakui dunia. Lembaga keagamaan seperti ini, ucap Gus Fahrur, memiliki kepercayaan tinggi dari masyarakat sehingga perannya penting dalam menangaani berbagai masalah yang dihdapi jutaan umat dengan latar belakang beraneka ragam.

Gus Fahrur menuturkan, dalam konteks Indonesia, fungsi sejenis Darul Ifta’ ada pada MUI. Keberadaan fatwa MUI dituntut mampu menjembatani perbedaan suku dan bangsa di Indonesia yang beranika ragama.

Gus Fahrur mengingatkan, setidaknya ada tujuh belas ribu pulau di Indonesia, seribu lebih suku dengan tradisi masing-masing. Indonesia menjadi negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.

“Karena itu, otoritas fatwa yang dipercaya umat semacam Darul Ifta’ maupun MUI memiliki peran penting dalam menangani berbagai masalah umat dari latar belakang berbeda-beda,” ujarnya.

Patut dicatat penjelasan Rais Syuriah PCINU Mesir, Muhlashon Jalaluddin. Ia menekankan pentingnya PCINU membina anggotanya untuk terus mengasah keahlian di dalam memahami Risalah Al-Azhar dalam mengembangkan Washatiyah Islam.

Menurut Muhlashon, tantangan besar yang dihadapi oleh kader NU adalah maraknya gerakan ekstrem kanan dan ekstrem kiri.

Muhlashon menejelaskan, berdasarkan bank data mutakhir, jumlah anggota Nahdliyin tidak kurang dari 3000 mahasiswa dan pelajar di Mesir.

Ia pun mengingatkan pentingnya kode etik, sebagai salah satu wasilah bagi para pengurus dan senior almamater untuk menjangkau jumlah yang sedemikian besar. Kode etik adalah salah satu tolok ukur untuk meningkatkan tawâshaw bi al-haq dan tawâshaw bi al-shabr di dalam sama-sama menuntut ilmu di Mesir. (Don/Ida).

Artikel ini telah dibaca 21 kali

Baca Lainnya

15 SMK Siap Berkompetisi di Babak Final Olimpiade Jaringan Mikro0k 2023

6 Oktober 2023 - 09:34

Kemenag Siapkan Hadiah Rp2,7 M untuk Santri Juara MQKN 2023

12 Juli 2023 - 15:11

451 Peserta Daftar Beasiswa Non Gelar di Luar Negeri

7 Juli 2023 - 20:03

Kemenag Jajaki Kerjasama Student Mobility Program ke Perguruan Tinggi di Amerika

8 Juni 2023 - 22:14

Program Internasionalisasi PTKI, Kemenag MoU dengan Universiti Utara Malaysia

29 Mei 2023 - 18:30

Pelaku Pembunuhan Nelayan Panggungrejo Ditangkap, Ternyata Motifnya Gara-gara Ini…

17 Agustus 2022 - 19:09

Trending di Berita Pasuruan