Reporter : Moch Wildanov
Editor : Agus Hariyanto
Probolinggo, Kabarpas.com – Sejak 2 hari terakhir lautan pasir Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, terpapar Abu vulkanik Erupsi Gunung Bromo, Kamis (14/03/2019).
Guyuran abu dari kawah Gunung Bromo ini masih tipis dan belum berdampak signifikan pada warga dan wisatawan. Pasalnya, para wisatawan masih terlihat mengunjungi wisata Gunung Bromo dan warga sekitar juga masih beraktivitas seperti biasa.
Kepada Wartawan kabarpas.com, Kepala Resort Wilayah I TNBTS, Sarmin menjelaskan, guyuran abu tipis ini masih tidak berdampak, baik pada jumlah kunjungan dan tanaman di sekitar gunung ini, karena masih tipis dan hanya di sekitar area lautan pasir saja.
“Guyuran ini biasanya pagi hari, dan sekitar jam 8 pagi sudah tidak ada, mungkin karena tertiup angin, sehingga wisatawan dihimbau untuk menggunakan masker, dan kacamata untuk menghindari dari paparan guyuran abu Vulkanik Gunung Bromo, ” himbaunya.
Sementara itu hasil Pengamatan Pos pantau Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Gunung Bromo sedang Erupsi sejak Senin tanggal 12 maret 2019, material yang keluar berupa abu vulanik dan belerang tercium hingga radius 5 kilometer dari bibir kawah.
Asap putih pekat terus keluar dari kawah gunung dengan ketinggian 700 meter dari puncak kawah, mengarah ke arah tenggara selatan barat daya.
Status Gunung Bromo masih tetap di level II atau waspada, dan aktivitas kegempaan masih belum menunjukan peningkatan hanya didominasi 1 milimeter saja.
Dihimbau kepada wisatawan dan warga tidak melakukan aktivitas di radius 1 kilometer dari bibir kawah, dan masyarakat tidak panik serta beraktivitas seperti biasa.
Wisata Gunung Bromo tetap dibuka, dan aman dikunjungi asal tidak masuk zona larangan apalagi mendaki ke kawah.
Gunung Bromo tetap indah dilihat dari Puncak Mentigen, Seruni Poin, Penanjakan tanpa harus mendaki ke kawah. (wil/gus).