Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Teras · 9 Agu 2016

Bupati Banyuwangi Tak Setuju dengan Kebijakan Mendikbud Soal “Full Day School”


Bupati Banyuwangi Tak Setuju dengan Kebijakan Mendikbud Soal “Full Day School” Perbesar

Banyuwangi (Kabarpas.com) – Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas berharap penerapan kebijakan “full day school” yang diwacanakan oleh Mendikbud, Muhadjir Effendy betul-betul dikaji. Dia menilai kebijakan tersebut relatif bias kota, dan belum tentu cocok diterapkan di daerah yang jauh dari pusat pertumbuhan utama, seperti  di Banyuwangi.

”Prinsipnya kami patuh dengan kebijakan pemerintah pusat. Namun, alangkah elok jika kebijakan tersebut juga memperhatikan keberagaman wilayah, tantangan-tantangan yang ada di daerah, karakteristik daerah,” ujar Bupati Anas kepada Kabarpas.com, Selasa (09/08/2016).

Anas mengatakan, kebijakan full day school ini cenderung bias kota. Kebijakan tersebut belum pas jika diterapkan di daerah-daerah.

”Di desa-desa, ada lho anak yang setelah pulang sekolah dia ikut melihat bapaknya bekerja di sawah, ikut melihat bapaknya merawat buah naga di kebun. Ada juga yang ikut melihat ibunya membatik. Itu bagian dari pengalaman, interaksi dengan orang tua,” kata Anas.

Untuk itu dirinya menegaskan, kalau ia bukannya menolak berlebihan dengan kebijakan Mendikbud tersebut. Tapi menurutnya, full day school kurang pas diterapkan. “Baik dalam konteks filosofi pendidikan di mana tumbuh-kembang anak butuh interaksi banyak dengan orang tuanya, maupun dalam konteks kedaerahan yang macam-macam modelnya,” imbuh Anas.

Oleh karena itu, Anas berharap kebijakan full day school perlu dikaji lebih mendalam bila diterapkan secara menyeluruh. Banyak aspek harus dipertimbangkan.

”Kurang pas jika kemudian pengalaman orang kota dibawa ke orang daerah atau katakanlah orang yang tinggal di desa,” tambah Anas kepada Kabarpas.com.

Lagipula, sambung Anas, tidak semua orang tua itu bekerja. Artinya, mungkin ayahnya yang bekerja, sedangkan ibunya di rumah. Atau ibunya bekerja di kantor, sedangkan ayahnya berwirausaha dari rumah.

”Kan kalau begitu tetap bisa mendampingi anak saat siang hingga sore hari. Saya kira anak tetap perlu banyak interaksi dengan orang tua yang ada di rumah karena pembentukan karakter utama kan sebenarnya dari rumah,” terang Anas.

Seperti diketahui, Mendikbud Muhadjir Effendy melontarkan gagasan untuk menerapkan full day school untuk menekan angka kekerasan terhadap anak di luar sekolah. Full day school dalam gagasan tersebut dikombinasikan dengan berbagai aktivitas luar kelas seusai jam pembelajaran. (dik/gus).

Artikel ini telah dibaca 24 kali

Baca Lainnya

Cerdas Berdemo, Mahasiswa Harus Tingkatkan Reponsif Membaca dan Diskusi

27 September 2019 - 09:42

Tips Menambah Daya Ingat

19 Desember 2018 - 12:55

Inilah 5 Tips Aman Pencopet Saat Libur Lebaran

18 Juni 2018 - 16:15

Sungai Dayang, Potensi Wisata Kabupaten Pasuruan yang Belum Dilirik

1 April 2018 - 17:42

Liga Champions 2018 Babak 16 Besar Akan Dimulai Dini Hari Nanti

6 Maret 2018 - 19:43

Denting Waktu

7 Januari 2018 - 19:07

Trending di Teras