Reporter : Amelia Putri
Editor : Anis Natasya
Probolinggo, Kabarpas.com – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si memberikan sosialisasi 4 Pilar MPR RI kepada tokoh perempuan se-Kabupaten Probolinggo, Minggu (7/2/2021) di aula Bin Hasan Pondok Pesantren HATI di Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan.
Sosialisasi 4 Pilar MPR RI yang dihadiri oleh Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo Hj Nurayati dan sejumlah tokoh perempuan tersebut meliputi Pancasila, Undang-undang Dasar (UUD) Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Kegiatan sosialisasi 4 Pilar MPR RI ini juga diikuti oleh seluruh tokoh perempuan se-Kabupaten Probolinggo melalui jaringan virtual (online) yang dipusatkan di beberapa titik di 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si mengatakan sosialisasi 4 Pilar MPR RI ini merupakan sebuah kewajiban yang dilakukan oleh seorang anggota MPR RI dengan datang ke dapilnya untuk mengingatkan kembali kepada warga bangsa yang sudah mau lupa, apalagi yang lupa tentang bagaimana berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya berharap kepada segenap peserta tetap mematuhi protokol kesehatan. Alhamdulillah, saya memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh panitia hari ini yang diundang seluruh tokoh perempuan pada 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo melalui media zoom, sehingga di titik-titik di 24 kecamatan tetap ada pesertanya dan tempat ini merupakan bagian di Kecamatan Kraksaan,” katanya.
Hasan berpesan kepada segenap tokoh perempuan dan masyarakat Kabupaten Probolinggo untuk melakukan introspeksi diri. Sebab hari ini di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang sudah 1 tahun lamanya banyak warga masyarakat terutama orang tua yang sedang mengasuh anak-anaknya di bangku sekolah di SD dan SMP sedikit galau.
“Kegalauannya karena anak tidak bisa bertatap muka dan berinteraksi dengan sesama anak dan dengan sesama umat manusia dalam hal ini guru selaku orang tua di sekolah. Tentunya hal ini akan berdampak pada menurunnya akhlak anak. Sebab anak tidak bertatap muka dengan manusia tetapi bertatap muka dengan alat komunikasi,” jelasnya.
Menurut Hasan, krisis akhlak ini wajib diantisipasi oleh semuanya, baik guru maupun orang tuanya serta pemimpin bangsa. “Saya mendesak kepada Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) agar supaya cerdas bagaimana membuat solusi proses belajar mengajar di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini, sehingga anak tidak kehilangan ruh seorang murid dan guru tidak kehilangan jati dirinya sebagai seorang guru karena tidak mengajar,” pungkasnya. (Mel/Nis).