Pasuruan, Kabarpas.com – Jumlah ternak sapi mati dengan gejala penyakit kuku dan mulut (PMK) di Kabupaten Pasuruan kini terus bertambah. Sampai saat ini diperkirakan ada belasan sapi yang mati diduga akibat tertular PMK.
Ternak sapi mati cukup banyak terjadi di wilayah Desa Panditan, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan.
Ngatiman sekretaris Desa Panditan menuturkan, hingga kemarin di wilayahnya tercatat ada 10 sapi warga yang mati mendadak.
“Kalau data sampai kemarin ada 10 sapi yang mati,” ujar Ngatiman.
Dijelaskan, pihak desa telah melaporkan kematian sapi tersebut ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan. Dan dokter hewan dari Dinas Peternakan juga telah terjun ke lokasi untuk mengecek kondisi ternak yang sakit. “Dokter dinas kemarin turun mengecek ternak, ada yang disuntik juga, ” imbuhnya.
Sementara itu, Ersan, salah satu peternak, menjelaskan bahwa sampai pagi hari tadi masih ada satu ternak milik warga yang mati. Dia memperkirakan ada sebelas sapi warga yang mati di Desa Panditan.
“Barusan ada mati sudah dikubur, perkiraan sudah sebelas sapi, ” ujar Ersan.
Menurut Ersan, ada sekitar puluhan sapi di desanya yang sakit dengan gejala-gejala mirip dengan PMK. Dari 36 sapi miliknya, 17 diantaranya sudah sakit sejak seminggu yang lalu
“Sakitnya sudah semingguan, gejalanya mulut keluar air liur, lalu muncul berjolan kemerahan di mulut, nanti lama-lama jadi luka, ” ungkapnya.
Dia berharap Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan segera bisa menemukan solusi untuk menanggulangi wabah PMK.
“Kalau bisa ya segera ditangani dinas pertenalan, entah diberi obat, kalau ada vaksinnya kita ya mau ternak disuntik,” terangnya.
Selain di Kecamatan Lumbang, sejumlah sapi mati diduga akibat PMK juga terjadi di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan. Di desa Balunganyar, Kecamatan Lekok, tercatat sudah ada 3 sapi warga yang mati. (emn/gus).