Reporter : Amelia Putri
Editor : Anis Natasya
Probolinggo, Kabarpas.com – Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid melakukan buka puasa bersama dengan ratusan kaum dhuafa di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paiton, Kabupaten Probolinggo. Kegiatan rutin setiap tahun ini mengambil tema “Dengan Berpuasa Kita Padamkan Kobaran Api Kebencian dan Hoax”.
Buka puasa bersama istri mendiang mantan Presiden RI ke-4 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini dihadiri oleh Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE didampingi suaminya anggota Komisi VIII DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo H. Soeparwiyono, Ketua FKUB Kabupaten Probolinggo KH Idrus Ali serta sejumlah Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan Camat di lingkungan Pemkab Probolinggo.
Kegiatan ini diikuti oleh lintas agama yang ada di Kabupaten Probolinggo. Selain umat Islam, buka puasa bersama Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid ini juga diikuti oleh masyarakat dari kalangan agama Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Mereka berbaur menjadi satu kesatuan dan kesadaran sebagai sesama saudara di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan 400 paket sembako bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Probolinggo kepada 400 kaum dhuafa dari kalangan penjual ikan, tukang becak dan fakir miskin. Saat menyerahkan paket sembako tersebut, Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid juga melakukan dialog dengan para penerima mulai dari aktivitas, kehidupan keluarga hingga pendapatan yang diperolehnya.
Anggota Komisi VIII DPR RI yang juga Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si menyampaikan bahwa Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid ini sudah istiqomah bertatap muka dengan seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo setiap bulan suci Ramadhan.
“Kita doakan semoga beliau diberikan sehat wal a’fiat dan dimudahkan segala perjuangannya. Selamat datang di Kabupaten Probolinggo dan Alhamdulillah Kabupaten Probolinggo sudah melaksanakan Pilkada dengan aman dan damai hingga resmi dilantik. Demikian pula proses pemilihan legislatif dan Pilpres dapat berjalan aman dan damai, rakyatnya tersenyum semua. Selain itu partisipasi masyarakat juga meningkat dibandingkan lima tahun yang lalu,” ujarnya.
Secara pribadi, Hasan Aminuddin selaku wakil rakyat dan mewakili Bupati Probolinggo bersama segenap jajarannya menyampaikan ucapan terima kasih atas komitmen dan doa barokahnya sehingga dalam proses pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat diberi kemudahan oleh Allah SWT dan rakyatnya berprestasi.
“Selamat menunaikan ibadah puasa bulan suci Ramadhan 1440 Hijriyah, semoga ibadah puasa kita bisa diterima oleh Allah SWT dan bisa dipertemukan kembali pada puasa dan Syawal tahun depan sehingga bisa saling bermaaf-maafan,” tegasnya.
Sementara Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengatakan kegiatan buka puasa bersama kaum dhuafa ini dilakukan secara istiqomah sehingga nantinya menjadi cucu yang bermanfaat bagi nusa, bangga, negara dan agama.
“Saya selalu hadir setiap tahun untuk menyapa masyarakat Kabupaten Probolinggo. Kurang lebih sudah 15 tahun saya selalu hadir pada waktu bulan suci Ramadhan,” katanya.
Menurut Hj. Sinta Nuriyah, kegiatan buka puasa bersama ini dilakukan karenanya adanya kesadaran sebagai anak bangsa Indonesia yang tinggal dan hidup di Indonesia. Hal ini dilakukan karena memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Artinya berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Perbedaan itu terletak kepada suku, agama, bahasa, adat istiadat, budaya, warna kulit, kuliner dan nasibnya.
“Kemudian agamanya karena memang tinggal di Indonesia. Oleh karena itu, kalau tinggal di Indonesia sebagai anak bangsa, mereka adalah saudara kita. Kalau mereka saudara pantaskah kita saling memfitnah, saling gontak-gontakkan, saling menghujat, menebar kebencian, menyebarkan berita-berita bohong, saling membunuh dan saling meteror,” tegasnya.
Hj. Sinta Nuriyah menegaskan kalau sudah bersaudara dan tidak pantas melakukan hal-hal jelek, maka sesama saudara harus saling menghormati, bersatu, saling menyayangi serta harus bisa hidup rukun dan damai.
“Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW, banyak manusia yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan pahala hanya dapat lapar saja karena dia tidak memahami hakikat puasa yang sebenarnya. Puasa hanya dianggap sebagai ibadah rutinan. Jadi puasanya hanya untuk menggugurkan kewajiban,” tambahnya.
Lebih lanjut Hj. Sinta Nuriyah menyampaikan bahwa dalam bulan suci Ramadhan ini sesama manusia harus bisa saling menyenangi, terlebih karena mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam.
“Oleh karena itu bagaimana supaya tidak hanya puasanya diterima oleh Allah SWT, tetapi bisa menjaga negara dan bangsa dengan sebaik-baiknya sehingga negara kita akan tetap menjadi negara aman dan jaya menuju negara baldatun toyyibatun warabbun ghafur,” pungkasnya. (mel/nis).