Momen kepulan asap erupsi Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, yang eksotik dan fantastik, ternyata menjadi daya tarik tersendiri untuk diabadikan. Hal itulah seperti yang dilakukan oleh pasangan suami istri (Pasutri) lintas negara, yang menggelar foto prewedding mereka dengan background erupsi Gunung Bromo. Seperti apa ceritanya? Berikut laporannya.
_________________________________________
Laporan : Moch Wildanov, Wartawan Kabarpas.com Probolinggo
_________________________________________
KABARPAS.COM – KEPULAN asap tebal berwarna hitam dan langit biru cerah. Kini menjadi daya tarik tersendiri untuk diabadikan menjadi sebuah foto yang memiliki nilai seni sangat tinggi. Apalagi kepulan asap tebal berwarna hitam itu merupakan bagian dari erupsi Gunung Bromo yang saat ini masih berlangsung.
Tak heran jika momen tersebut kini menjadi incaran bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Bahkan, tak ketinggalan juga para fotografer dan pasutri yang hendak menggelar foto prewedding mereka dengan menggunakan background erupsi Gunung Bromo.
Salah satunya adalah Agus (26) warga Sawojajar, Malang, dan Martina (23), warga Negara Belanda yang mengincar momen Gunung Bromo erupsi untuk dijadikan foto Prewedding pernikahanya.
Dengan berlatar belakang Gunung Bromo dan kepulan asap yang berubah ubah bentuknya ini, mereka mengikuti aba-aba gaya sang fotografer untuk diabadikan fotonya.
Mereka sengaja menyewa fotografer lengkap dengan perias, untuk mengabadikanya foto pernikahan saat Gunung Bromo Erupsi. Dan mereka mengakui bahwa ini memang sudah di rencankanya. Sehingga keduanya pun harus rela menunggu hingga bertahun tahun lamanya.
Selain itu, kecintaanya terhadap alam terutama Gunung, menjadikan mereka berkomitmen untuk saling berjanji agar kelak ketika menikah akan diabadikan dengan latar belakang Gunung Bromo erupsi. Dan kini janji keduanya pun akhirnya terlaksana.
“Saya sudah rela menunggu 11 tahun untuk momen ini (Bromo Erupsi.red),” ujar Agus (mempelai pria asal Malang), Sabtu (30/3/2019).
Kepada wartawan Kabarpas.com Agus mengaku bahwa pada saat Gunung Bromo pernah erupsi sebelumnya, ia bersama istrinya masih sama-sama ada kesibukan. Sehingga baru bisa terwujud keinginannya di momen erupsi Gunung Bromo tahun 2019 ini.
“Dahulu saat kita berpacaran, saya janji kepada istri saya, kalau kita menikah momen Bromo erupsi akan saya jadikan kenangan foto Prewed kita berdua,” tuturnya.
“ Setelah menikah, Bromo belum erupsi, dan baru kali ini bisa terlaksana, ya tidak apa-apa, yang penting janji saya kepada istri tercinta terpenuhi,” tambahnya.
Sementara itu, Martina, istri Agus hanya bisa mengucapkan rasa syukur dan cintanya kepada sang suami yang telah memberikan kado terindah untuk pernikahannya.
“Dit is het mooiste geschenk van mijn man … ik hou van mijn man .. (Ini kado terindah dari suami saya ……. Saya cinta suami saya),” kata Martina dengan menggunakan Bahasa Belanda.
Erupsi Gunung Bromo ternyata juga bisa semakin membuat cinta kaum Adam dan Hawa yang sedang dilanda Asmara … Samawaya guys…. (***/Agus Hariyanto).