Reporter : Dita Lia
Editor : Memey Mega
Malang, Kabarpas.com – Dalam diskusi politik yang digelar oleh Komunitas Inclusive, Ketua KNPI Jawa Timur, Achmad Fajar mengatakan jika problem utama bagi kaum milenial saat ini adalah sifat individualnya yang lebih menyibukan diri dengan gadget sehingga melupakan isu-isu politik serta budaya.
“Kami di KNPI yang menaungi 45 OKP (organisasi kepemudaan), tapi yang benar-benar OKP yang di isi murni pemuda melinial hanya sekitar 65 %. Sisanya sudah bukan pemuda lagi saya lihat,” ujar Achmad Fajar yang di canangkan sebagai kandidat Cabup Kabupaten Malang.
Selain membahas mirisnya pemuda hari ini, Achmad Fajar juga membahas strategi politik dan budaya yang harus di isi oleh pemuda melinial.
Menurutnya musuh pemuda era modern ini ada 2. Yaitu Ekonomi dan kesejahteraan, “Seperti yang di gaungkan pemerintahan Jokowi “Ekonomi Maju Negara Makmur,” katanya lagi.
Dengan tersebut Achmad Fajar mengajak para pemuda untuk mengisi posisi dalam memajukan Indonesia, salah satunya di bidang Ekonomi apalagi Indonesia sudah masuk Revolusi industri 4.0.
“Revolusi industri 4.0 sangat penting untuk di pahami, maka dari itu mari kita sama-sama menyambut dan juga mengisinya untuk kemakmuran Indonesia, pentingnya pemuda melinial ujarnya,” ungkap pria yang juga pengusaha tersebut.
“Pemuda yang menjadi penentu bangsa adalah pemuda yang bermanfaat untuk masyarakat, berinovasilah bagi kalian sendiri dan bagi orang lain, itu baru pemuda melinial namanya,” ucap Achmad Fajar.
Di sisi lain Ahmad Shobrun Jamil, S.SI Pengurus Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jatim mengajak juga para aktivis pemuda generasi melinial terus aktif dan progresif dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, agama, politik dan lainnya sesuai kemampuannya.
“Hari ini kita sebagai aktivis pemuda jangan hanya fokus 1 bidang, kami berharap semua bidang yang ada di dunia akademis, politik, budaya dan agama diisi sama pemuda-pemuda, selain pemikirannya yang kekinian tentu ini juga tuntutan jaman” ujar ketua Umum Pemuda muhammadiyah yang juga dosen di UMM tersebut. (Dit/Mey)