Reporter : Hari purnomo
Editor : Memey Mega
Banyuwangi, Kabarpas.com – Talenta anak muda Banyuwangi di dunia tarik suara semakin menjamur.
Kualitas suara tidak perlu diragukan lagi, genre lagu yang dinyanyikannya pun dari berbagai aliran musik.
Namun yang membuat bangga, mereka tidak melupakan lagu osing. Lagu kebanggaan anak muda Kota Gandung ini gemanya sudah seantero nusantara. Banyaknya talenta muda Banyuwangi di bidang tarik suara ini menginspirasi niatnya untuk mengembangkan bakat tarik suaranya, untuk mengaktualisasikan bakat kedalam sebuah karya musik yang memiliki nilai daya.
Beberapa penyanyi Banyuwangi mengatakan, Banyuwangi selain terkenal dengan wisatanya juga terkenal dengan musik osingnya, musik khas Banyuwangi berbahasa asli sangat disukai hampir di seluruh Indonesia.
Saat kita bepergian ke Surabaya, Bali atau Malang sepanjang perjalanan pasti ada sahabat pemusik jalanan yang menyanyikan lagu Banyuwangi maupun versi dangdut yang di bawakan oleh penyanyi-penyanyi.
Musik Banyuwangi biasanya dibawakan pada saat pesta pernikahan, acara – acara pesta rakyat seperti petik laut, promo, bazar, acara – acara tahunan seperti tahun baru, hari raya dan acara tertentu lainnya.
“Kami tentu bangga dengan keberhasilan ini, maka sebagai pecinta music dan juga sekaligus penyanyi kami ingin menjadi bagian dari keberhasilan ini, melalui jalur musik,” kata Sulistyani yang biasa akrab di panggil Lilis warga Kalipuro Banyuwangi.
Salah satu debutan awal adalah Sulistyani. Wanita asli Banyuwangi ini sangat beruntung memiliki suara yang merdu dan bisa bernyanyi berbagai music. Bahkan dia berhasil masuk dapur rekaman namun pihak Stodio music terkendala dengan biaya, yang akhirnya album-album Lilis kandas di tengah jalan. Wanita kelahiran Temuguruh yang masa kecilnya di besarkan di Kalipuro ini selama ia bersekolah selalu mengikuti dan gemar menyanyi. Perempuan kelahiran 1979 ini asal mulanya ikut jadi backing vokal di salah satu group music kosidah, dan lama kelaman juga ikut bergabung di orkes (Outra Buana )yang selalu menyanyikan lagu-lagu dangdut serta Banyuwangi. Karena Lilis sendiri ingin mengembangkan karirnya di bidang tarik suara akhirnya berpindah group yang jadwal pentasnya lebih banyak, hingga sampai saat ini Lilis sudah ribuan kali keluar masuk kampung untuk menghibur masyarakat Banyuwangi.
Lilis mengatakan Tentu tak mudah merintis karir dari bawah, banyak lika-liku perjalanan yang harus dilaluinya. Termasuk ketika manggung mendapatkan bayaran kecil dan tidak mendapatkan spot utama.
“Dulu dipandang sebelah mata pasti. Dicibir, terus nggak dapat porsi bagus (saat tampil), istilahnya tambal butuh lah, ibarat pemain bola pemain cadangan. Saat itu ngerasa nggak malu, cuma ngebatin kapan ya dapat kesempatan kayak senior-senior,” tutur Lilis saat di temui wartawan.
Lilis sudah cukup lama malang melintang di dunia musik kosidah, dangdut, maupun Banyuwangian, sejak masih SD hingga kini berusia 38 tahun. Namun ia belum berpuas diri dengan pengakuan yang didapat saat ini dan ingin mengembangkan karir lebih lagi.
Selain jadi penyanyi kehidupan Lilis setiap harinya di kala non job manggung ia bergelut di bidang pendidikan sebagai pendidik di SLPT 3 Kalipuro, walaupun hanya sebagai Guru Tidak tetap (GTT) Lilis tetap sabar menjalani semuanya. (Har/Mey).