Oleh: Dr. Karlina Helmanita, M.Ag,*
*(Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Founder Yayasan Sanggar Baca Jendela Dunia Tangerang Selatan).
KABARPAS.COM – KATA “waktu” adalah kata benda, artinya saat yang tertentu, atau saat yang ditentukan, dalam KBBI.
Menurut Ibnu Atha’illah, “waktu” dalam pandangan manusia tak selalu berbanding lurus dengan kuasaNya, kala kamu berdoa atau pun meminta kepadaNya, seperti tuturannya berikut:
.. فَهُوَ ضَمَنَ لَكَ اْلإِجَابَةَ فِيْمَا يَخْتَارُهُ لَكَ لاَ فِيْما تَخْتَارُ لِنَفْسِكَ وَفِي اْلوَقْتِ الَّذِيْ يُرِيْدُ لاَ فِي اْلوَقْتِ الَّذِيْ تُرِيْدُ.
_ … Fahuwa dhamana lakal ijaabata fiimaa yakhtaaruhu laka laa fiimaa takhtaaru linafsika wafiil waqtil lafzii yuriidu, laa fil waqtiil lafzi turiidu._
Dia menjamin untuk mengabulkan permintaanmu sesuai dengan apa yang Dia pilihkan untukmu, bukan menurut keinginan kamu sendiri. Juga dalam waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang kamu inginkan.”
Makna “waktu” dalam hikmah ini menunjukkan kuasaNya, tapi juga caranya untuk menguji kesungguhan hambaNya di kala meminta.
Menurut Ibnu Atha’illah doa yang pengabulannya ditunda, mungkin waktunya lebih baik bagimu daripada doa yang pengabulannya disegerakan. Karena bisa jadi, waktu penundaan doa itu ditujukan agar kamu semakin bersungguh-sungguh dalam beribadah, dekat kepadaNya, dan semakin merasa takut kepadaNya. Karenanya, lakukanlah amal kebaikanmu secara berulang-ulang. Karena di balik do’a tersimpan upaya yang juga kamu lakukan secara bersungguh-sungguh.
Selain itu Ibnu Atha’illah berkata: “Janji yang tak dipenuhi Tuhanmu pada waktuya jangan sampai membuatmu ragu. Agar keraguan itu tidak menjadi perusak pandanganmu dan pemadam cahaya kalbumu.” Maka benamkanlah dirimu tanpa putus, dan lakukanlah doa pada waktu-waktu terbaikmu. Jika doamu belum terwujud pada waktunya, hal itu jangan sampai membuatmu ragu akan kebenaran janjiNya. Bisa jadi pemenuhan janji itu bergantung pada beberapa sebab dan syarat, yang mungkin harus kamu tunaikan.
Bisa juga, ditundanya pengabulan doa tersebut, disebabkan oleh sifat burukmu yang terlalu banyak dan tidak bisa dihilangkan kecuali dalam waktu yang lama, sehingga mujaahadah dan riyaadhah mu masih belum berpengaruh pada pengabulan doa-doamu.
Wahai Allah, izinkan kami dapat menggunakan waktu pagi dan petang untuk segala kebaikan, keselamatan dan kebahagiaan kami, keluarga, dan generasi bangsa ini. Aamiin.
Salam Waktu untuk Semua
Semangat Pesantren Jendela Dunia. (***).