Pasuruan, Kabarpas.com – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo (Mas Adi), menghadiri kegiatan silaturahmi yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Pasuruan bersama Tokoh Agama (Toga), Tokoh Masyarakat (Tomas), dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) di Ruang UNSUR. Acara ini bertujuan mempererat hubungan antara pemerintah dengan masyarakat serta memperkuat sinergi dalam pembangunan kota.
Dalam sambutannya, Mas Adi menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mendorong pembangunan Kota Pasuruan.
“Kegiatan ini bukan sekadar silaturahmi, tapi juga kesempatan untuk mendengarkan masukan serta harapan dari masyarakat,” ujar Mas Adi.
Mas Adi juga menekankan pentingnya peran toga, tomas, dan ormas dalam menjaga ketertiban sosial dan mendukung berbagai program pembangunan di Kota Pasuruan.
“Tanpa kolaborasi dengan berbagai pihak, Pemkot Pasuruan tidak akan menjadi apa-apa. Maka, kami berharap seluruh elemen masyarakat terus berperan aktif dalam mendukung program-program pemerintah untuk kemajuan bersama,” tambahnya.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Di hadapan seluruh Ormas dan Tokoh Agama, Mas Adi membeberkan sederet prestasi dan kemajuan pada Kota Pasuruan.
“Banyak prestasi yang telah kita raih, dalam bidang pelayanan publik ataupun di bidang lainnya. Hari ini, kita semua telah mengetahui bahwasanya Kota Pasuruan memiliki 16 atlit mewakili Jawa Timur untuk mengikuti PON Aceh,” kata Mas Adi
Dalam tingkat Nasional, lanjutnya, juga terdapat pemuda mendapatkan juara 1 tingkat Nasional pada ajang MTQ.
“Kita bersyukur sekali, Kota Pasuruan bisa mencetak prestasi di tingkat Nasional yang diikuti oleh para pemuda,” lanjut Mas Adi
Mas Adi juga menambahkan, dalam kepemimpinannya bersama Gus Ipul, Pemkot Pasuruan untuk mewujudkan visinya menjadikan Kota Pasuruan Kota Madinah dengan kebersamaan dan gotong royong bersama masyarakat.
“Untuk bisa mewujudkan Kota Pasuruan menjadi Kota Madinah, kami terus bergotong royong dengan seluruh elemen masyarakat, ” jelasnya
Acara silaturahmi ini juga diisi dengan sesi tanya jawab dan diskusi, di mana para peserta menyampaikan aspirasi dan permasalahan yang mereka hadapi di lapangan. Hasil dari diskusi ini nantinya akan ditindaklanjuti setiap masukan yang diberikan, guna meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pembangunan yang inklusif. (dit/ari).