Reporter : Albar
Editor : Memey Mega
Malang. Kabarpas.com – Penyebaran Penyakit HIV AIDS semakin meningkat akibat pergaulan bebas dan hal tersebut menjadi perhatian penuh terutama di bidang kesehatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Seperti Jaringan Indonesia Positif (JIP) kali ini mengasosiasikan harus adanya keterlibatan elemen penting dalam masyarakat untuk menanggulangi penyelenggaraan penyakit HIV AIDS di Kota Malang pada Selasa (16/7).
Adanya keterlibatan tokoh agama (Toga) dan tokoh masyarakat (Toma) merupakan hasil evaluasi kegiatan penanggulangan HIV AIDS yang tidak berkala.
“Seharusnya program penanggulangan itu bukan hanya tahap sosialisasi, akan tetapi adanya pengawasan dan pengawalan yang melibatkan toma dan toga karena mereka lebih dekat dengan masyarakat dan memiliki pengaruh penting,” terang Nurika Wandari, Focal Point JIP Malang.
Menurutnya, kegiatan antisipasi dan penanggulangan harus memperhatikan segala aspek terutama psikologi sosial dilingkungan, apabila aspek tersebut dihiraukan maka tujuan tidak tercapai dengan maksimal.
“Berbagai upaya mobilisasi komunitas hanya bisa efektif apabila lingkungan sosialnya mendukung upaya-upaya tersebut. Dimensi dari konteks sosial yang mendukung ini paling kurang ada tiga, yaitu dimensi simbolis, material, dan relasional,” lanjutnya.
Inisiasi yang dilakukan oleh JIP bukan pada sosialisasi akan tetapi terus mengupayakan adanya wadah pertemuan antara komunitas dan tokoh masyarakat untuk berkonsultasi maupun menggalang dukungan dalam melakukan advokasi.
“Bagi mereka, program yang tidak ada wadah pertemuan berkala mengakibatkan program tidak menjadi kebutuhan,” ujar wanita tersebut.
Kegiatan yang diselenggarakan di Rumah Makan 52 Malang dengan tujuan mengetahui situasi terkini di setiap distrik dan menjalin dukungan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam program penanggulangan HIV/AIDS serta melakukan follow up terhadap isu terkini di setiap distrik juga dihadiri beberapa pejabat pemerintah daerah. (Bar/mey)