Reporter : Dita Lia
Editor : Memey Mega
Malang, Kabarpas.com – Dalam acara sosialisasi kebangsaan, Ridwan Hisjam, anggota Komisi VII DPR RI juga menjelaskan tentang revolusi industri 4.0 yang kini dihadapi oleh Indonesia.
“Dalam tatapan kedepannya sangatlah penting memahami mengenai Revolusi Industri 4.0 atau industri 4.0. Revolusi ini merupakan revolusi industri ke-4, yang ditandai dengan Sistem Cyber-physical. Sebelumnya sudah ada revolusi industri kesatu, kedua dan ketiga,” imbuh politisi Partai Golkar tersebut, Selasa (28/8).
Memasuki Revolusi Industri 4.0, lanjut Ridwan, Pemerintah telah menyiapkan empat strategi untuk mengimplementasikannya, yaitu: Pertama, mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus belajar dan meningkatkan keterampilannya untuk memahami penggunaan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri.
Upayanya antara lain menginisiasi pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri. Kedua, pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart IKM.
“Program e-smart IKM ini merupakan upaya juga memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era Industry 4.0,” kata pria yang karib disapa Mas Tatok.
Ketiga, meminta kepada industri nasional dapat menggunakan teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. Sistem Industry 4.0 ini akan memberikan keuntungan bagi industri, misalnya menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-15 persen. Keempat, inovasi teknologi melalui pengembangan start up dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis .
“Untuk itu, Pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian RI telah menetapkan 10 prioritas nasional untuk Making Indonesia 4.0 (suatu strategi Indoensia memasuki Revolusi Industri 4.0.), yaitu: perbaikan alur aliran material, mendesain ulang zona industri, akomodasi standar Sustainability, pemberdayaan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, menarik investasi asing, peningkatan kualitas SDM, pembentukan ekosistem inovasi, menerapkan insentif investasi teknologi, dan harmonisasi aturan dan kebijakan,” tutup pria yang akrab disapa Mas Tatok itu. (Dit/Mey)