Surabaya, Kabarpas.com – Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengharapkan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dapat menjadi percontohan atau teladan secara nasional.
“Beberapa kegiatan NU memang dirintis dari Jatim, jadi PWNU Jatim itu percontohan nasional,” katanya saat menerima jajaran Syuriah PWNU Jatim yang melakukan Silaturrahim Syawalan ke kediamannya di Pesantren Miftachus Sunnah, Kedungtarukan, Surabaya, Selasa.
Hal itu disampaikan saat menanggapi laporan Sekretaris Tanfidziyah PWNU Jatim DR Ir HM Faqih yang mendampingi jajaran Syuriah PWNU Jatim yang bersilaturrahim, diantaranya Habib Achmad Alhabsyi, KH Azhar Shofwan, KH Shofiyulloh, KH Jazuli Noor, KH Zad Khoir, KH Romadhon Khotib, KH Mustaqim Basyari, KH Ahsanul Haq, dan KH Mughist.
“Alhamdulillah, kami berencana mengadakan Upgrading Instruktur Wilayah di Pesantren Bejagung, Tuban pada 24-25 April 2025 yang dihadiri Ketua Umum, Sekjen, dan 4-6 narasumber dari PBNU, bahkan PBNU menilai upgrading di Jatim ini bisa jadi pilot project bagi provinsi lain,” kata Faqih yang merupakan perintis PCINU di Inggris saat studi di negara itu.
Menurut KH Miftachul Akhyar yang juga mantan Ketua Umum MUI (2020-2022) itu, program digitalisasi “Digdaya” dari PBNU pun relatif cukup baik di Jatim, karena itu diharapkan PWNU Jatim dapat menjadi percontohan digitalisasi dalam persuratan dan akhirnya digitalisasi aset, SDM, program, dan inovasi lainnya, seperti Aswaja Center.
Selain silaturrahim ke Rais ‘Aam PBNU KH Miftahul Ahyar, rombongan jajaran Syuriyah PWNU Jatim juga melanjutkan Silaturrahim Syawalan ke PP Jamsaren (KH Anwar Iskandar), PP Lirboyo (KH Anwar Mansur), dan PP Tebuireng (KH Kikin A Hakim), yang sekaligus ziarah muassis.
Sebelumnya, Silaturahmi Syawalan PWNU Jatim dilaksanakan oleh jajaran Tanfidziyah PWNU Jatim pada 5 Apri 2025 kepada masyayich PWNU di Kediri, Jombang, Sidoarjo, dan Surabaya.
Dalam Silaturrahim Syawalan oleh jajaran Tanfidziyah PWNU Jatim itu, Ketua PWNU Jatim KH Kikin Abdul Mahfudz yang juga pengasuh PP Tebuireng, Jombang, sempat menunjukkan dokumen terkait peran historis NU, kiyai dan santrinya dalam Pertempuran 10 November 1945. (rls/hib).