Reporter : Dita Lia
Editor : Memey Mega
Malang, Kabarpas.com – Dalam kegiatan Rapat Dengar Pendapat yang diselenggarakan oleh Komisi VII DPR RI bersama para pakar dari kampus besar, Ridwan Hisjam yang merupakan Wakil Ketua Komisi VII mengaku antusias dan memuji pemikiran para ahli tersebut.
“Para ahli dari kampus besar seperti ITB, ITS, UGM dan Undip ini benar-benar luar biasa dalam memaparkan kajiannya terkait komprehensif. Dan hari ini kami banyak mendapat masukan yang penting perihal tentang EBT,” ujar politisi Partai Golkar dalam kegiatan yang digelar beberapa hari lalu, (28/1).
Dalam rapat tersebut, juga sempat terjadi perdebatan tajam namun, menurut Ridwan hal tersebut membuktikan membuktikan bahwa akademisi selama ini sudah melakukan riset yang baik dan
terformulasi, “Apabila ada perbedaan maka adalah tugas ilmuwan untuk mencari pendekatan baru,” paparnya.
Pria yang akrab disapa Mas Tatok ini juga memnegaskan agar RUU EBT harus sesuai dengan tuntutan zaman sehingga bisa lebih baik lagi dari negara-negara maju.
“Saya mau RUU EBT atau apapun namanya nanti. Isinya harus sesuai dengan tuntutan zaman yang bisa melampaui tata kelola energi yang lebih baik dari negara maju. Bila perlu kita yang lebih baik dari negara barat,” lanjutnya.
Sementara itu, latar belakang Komisi VII mengajukan RUU EBT untuk merespon Kesepakatan Paris 2017, selain guna memetakan
kebutuhan listrik untuk kepentingan industri besar – besaran, selain mengantisipasi berakhirnya rezim energi fosil yang berasal dari minyak dan batubara.
“Oleh karena itulah dalam rapat tadi kita biarkan para pakar berdebat terbuka. Untuk guna mengetahui energi apa yang terbaik dan terdepan dimasa datang dalam pemanfaatan bauran energi kita,” tutup Ridwan, alumni ITS Surabaya tersebut.