Reporter : Albar
Editor : Memey Mega
Malang, Kabarpas.com – Sejarah panjang Negara Republik Indonesia diwarnai dengan dinamika dari Pra kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi.
Riyanda Barmawi, S.Ip penulis buku “Prabowo Sandi di Mata Millenial” yang juga alumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) serta aktivis jalanan Kota Malang saat masih mahasiswa, menegaskan bahwa Prabowo adalah korban kekuasaan.
“Walaupun dulunya saya adalah orang yang paling menantang Prabowo karena menilai dia adalah pelaku kekerasan Mei 1998, namun kita harus melihat lebih dalam kejadian sebenarnya di tahun 98 itu,” ungkapnya saat ditemui di kopitalizm caffe.
Dia menambahkan bahwa dalam militer ada perintah yang bersifat instruksi dari atasan, hal ini terjadi pada Mei 98 dimana saat itu Prabowo menjabat sebagai Danjen Kopassus sementara Wiranto sebagai Panglima TNI, sehingga Prabowo akan bekerja atas perintah dari atasannya.
“Kasus penculikan aktivis 98 menjadi acuan bahwa Prabowo adalah dalang, sementara salah satu yang diculik yakni Dasmon J Mahesa yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPR RI dapil Banten justru menjadi loyalis Prabowo Subianto,” tambahnya.
Riyan juga mengatakan bahwa sampai saat ini Prabowo masih menunggu panggilan dari Pengadilan internasional untuk bersaksi atas kejadian yang sebenarnya pada Mei 98, Prabowo sering menyampaikan pada media saat diwawancarai bahwa dia tidak bersalah jika terbukti bersalah maka Prabowo siap untuk diadili.
“Pengakuan dan keberanian Prabowo untuk bersaksi di pengadilan ini adalah bukti bahwa Prabowo tidak bersalah dan ingin mengungkapkan siapa sebenarnya dalang dibalik penculikan aktivis 98 itu. Publik bisa menilai siapa yang berani datang dan tidak untuk mengungkapkan kasus yang sebenarnya,” tutup mantan pejuang HAM ini. (alb/mey).