Jombang (Kabarpas.com) – Setelah sebelumnya sempat diskors lantaran banyaknya protes dari para muktamirin. Sidang pleno dengan agenda pembahasan tatib muktamar akhirnya kembali di lanjutkan. Namun, pada saat pembahasan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) baru dimulai, sidang pleno ini tiba-tiba berubah menjadi gaduh. Minggu (02/08/2015).
Kegaduhan terjadi saat pembahasan tata tertib dalam sidang pleno pertama Muktamar NU ke-33 di Jombang ini mulai masuk titik puncak. Yakni, ketika pimpinan sidang membuka kesempatan kepada muktamirin untuk menyampaikan pertanyaanya.
Tak pelak, hujan pertanyaan pun bermunculan dari para muktamirin. Bahkan, tak jarang dari muktamirin rebutan mikrofon dengan muktamirin lainnya.
Selain itu, pembahasan sistem Ahwa atau pemilihan Rais Aam dilakukan secara musyawarah mufakat, yang diatur dalam BAB VII pasal 19 tersebut, juga menuai pro dan kontra diantara para muktamirin yang hadir dalam sidang pleno ini.
Namun, kegaduhan dan rebutan mikrofon pun akhirnya bisa terkendali, saat pimpinan sidang meminta muktamirin membacakan sholawat.
“Tolong bapak-bapak kiyai kembali ke tempat duduk masing-masing. Kami akan berikan kesempatan berbicara secara adil. Jangan sambil berdiri apalagi berteriak. Mari baca sholawat bersama-sama,” ajak Slamet Efendi Yusuf kepada para muktamirin yang hadir dalam sidang pleno dengan agenda pembahasan tatib tersebut. (abu/sym).