Probolinggo, Kabarpas.com – Belasan orang dari Desa Sentong Kecamatan Krejengan dan sekitarnya mendapatkan pelatihan kejuruan menjahit dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo. Setelah berlangsung selama 16 hari, pelatihan kejuruan menjahit inipun resmi berakhir.
Penutupan pelatihan kejuruan menjahit ini dihadiri oleh anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Zulfa Zakiyatul Fakhiroh, Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnaker Kabupaten Probolinggo Bagus Abdul Goffur didampingi Penggerak Swadaya Masyarakat Muda Disnaker Kabupaten Probolinggo Didik Dali Histo Rijanto, Kepala UPT BLK Disnaker Kabupaten Probolinggo Ali Imron serta instruktur.
Pelatihan kejuruan menjahit ini dilakukan melalui program jaring aspirasi masyarakat (jasmas) anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Zulfa Zakiyatul Fakhiroh. Harapannya, pelatihan ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Zulfa Zakiyatul Fakhiroh mengharapkan melalui pelatihan kejuruan menjahit ini nantinya akan muncul penjahit-penjahit yang professional. Artinya nanti bisa menjadi penjahit terkenal dan mampu mengangkat taraf hidupnya.
“Dengan ketrampilan yang dimiliki, mohon jangan berhenti sampai disini. Jadilah penjahit professional yang bisa mengangkat perekonomiannya. Artinya, perempuan-perempuan itu harus mandiri untuk membantu perekonomian keluarganya,” ujarnya.
Zulfa mengharapkan dari pelatihan kejuruan menjahit ini ke depan bisa menjadikan perempuan-perempuan yang mampu menaikkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Probolinggo. Paling tidak dengan ketrampilan yang dimiliki mampu mengentaskan kemiskinan dan mengangkat perekonomian masyarakat.
“Misalnya satu orang ini berhasil membuat sebuah usaha konveksi, maka tentu akan menjaring karyawan yang nantinya karyawan juga akan mandiri. Setidaknya perempuan-perempuan hebat ini bisa membantu pendapatan keluarga karena sudah mempunyai penghasilan,” terangnya.
Sementara Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnaker Kabupaten Probolinggo Bagus Abdul Goffur mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan pendukung kemasyarakatan dan salah satu bentuk sinergitas antara Pemerintah Daerah dengan legislatif melalui dana pokir (pokor pikiran) langsung mendekat ke masyarakat.
“Harapan kami OPD melalui tusinya masing-masing dapat menindaklanjuti, bukan hanya di satu OPD, seperti Disnaker. Seperti bantuan-bantuan alat yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga masyarakat secara langsung bisa berwirausaha. Tidak hanya dalam bentuk pelatihan, tetapi dengan bantuan alat-alat melalui OPD terkait dapat membuat lowongan pekerjaan bagi orang lain,” pungkasnya. (sam/ian).