Reporter : Dhonny Martha
Editor : Memey Mega
Banyuwangi Kabarpas.com – Pantai Grand New Watudodol (GWD) mendapat kehormatan sebagai lokasi pelatihan budidaya ikan negara negara kawasan Asia Pasifik dan Afrika. Acara yang digelar Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) bersama Kementrian Kelautan dan Perikanan, turut
menggandeng Pusat Kerjasama Teknik Negara Selatan-Selatan (NAM CSST/Non-Aligned Movement Center for South-South Technical Cooperation).
Pelatihan tersebut berlangsung selama lima hari, sejak 16-20 Juli 2018. Para peserta berjumlah 28 orang dari Bangladesh, Kiribati, Papua Nugini, Thailand, Tuvalu, Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Lesotho, Libya, Madagaskar, Maroko, Mauritania, Sudan serta Tunisia. Diklat yang menyertakan peserta dari beberapa benua ini dipusatkan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Khusus pelaksanaan hari ketiga digelar di Pantai GWD.
Sekretaris Eksekutif NAM CSST Pinkan Ovanita Tulung mengatakan, Banyuwangi dipilih karena sektor perikanannya bagus serta memiliki fasilitas pelatihan yang memadai. Disamping itu pihaknya ingin mempromosikan potensi alam dan budaya Banyuwangi di tataran dunia internasional.
“Selama ini tamu dari luar selalu dibawa ke Bali. Padahal banyak daerah selain Pulau Dewata yang memiliki potensi alam yang layak diketahui turis asing. Momen pelatihan ini membawa misi mengenalkan daerah-daerah indah di Indonesia,” jelas wanita berdarah Manado.
Para peserta terdiri atas kalangan pemerintah, akademisi dan pelaku perikanan seperti nelayan plus pengolah hasil perikanan. Mereka mendapatkan materi seputar pengolahan hasil perikanan tangkap dan budidaya, pemanfaatan akuakultur dan praktik penangkapan ramah lingkungan.
”Mereka juga kami ajak berdiskusi dengan nelayan binaan pemerintah setempat. Salah satunya adalah Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pesona Bahari GWD dan Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Pesona Bahari yang konsen dengan konservasi dan budidaya perikanan laut,” jelas Pinkan.
Menurut Ketua Pokmaswas Pesona Bahari GWD, Abdul Azis, selama sehari di GWD para peserta mendapat pembekalan praktek. Teori yang dijalankan di lokasi tersebut meliputi cara budidaya ikan kerapu dan pemasangan bubu ikan di dasar laut.
“Para peserta kita ajak melihat hasil kerja keras Pokmaswas Pesona Bahari dalam melestarikan laut. Bagaimana cara memelihara ikan kerapu di keramba apung dan tehnik pemasangan bubu diajarkan semua. Peserta diklat juga melihat beberapa ekor ikan hasil pemasangan bubu yang dilakukan anggota Pokmaswas Pesona Bahari,” ungkapnya.
Bahkan, para tamu asing dari 24 negara itu mendapat kesempatan menikmati hidangan kuliner khas Banyuwangi yang menyuguhkan menu hasil laut. Secara kebetulan di GWD sedang berlangsung Lomba Cipta Menu yang digagas oleh Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. (Don/Mey)