Reporter : Albar
Editor : Memey Mega
Malang, Kabarpas.com – Belanda ternyata tak hanya mewariskan bangunan tua macam sekolah, hotel, maupun gereja, serta bangunan-bangunan lainnya. Namun, terdapat pula kuburan keluarga, seperti Makam Dinger yang berada di kawasan Bumiaji, Kota Batu, yang merupakan tempat bersemayamnya seorang tuan tanah terkenal pada masanya.
Bangunannya tampak cukup tua dan berada di tengah-tengah area perkebunan di daerah Bumiaji. Bangunan yang cukup mewah untuk ukuran sebuah makam ini memang tampak cukup menonjol dan berdiri sendiri serta tampak masih megah di tengah-tengah area perkebunan yang berbukit-bukit.
Hal itu pula yang menarik perhatian bagi Eko Sabdianto fotografer asal Kota Batu. Sebagai orang batu, dirinya merasa terpanggil untuk ikut mempromosikan Makam Dinger agar lebih dikenal melalui seni fotografi, dan menjadikannya sebagai spot objek hunting foto model.
“Bangunan peninggalan belanda ini mempunyai nilai sejarah tinggi sebagai destinasi wisata cagar budaya yang perlu di lestarikan dan di jaga kelestariannya. Sebagai orang batu, saya bangga dengan peninggalan sejarah seperti salah satunya Makam Dinger ini,” kata Dian sapaan akrabnya, di sela-sela hunting foto, Jumat (15/3/19).
Fotografer yang telah beberapa kali mempromosikan tempat-tempat wisata di Kota Batu ini menambahkan, alasan dirinya memilih spot hunting foto karena makam tersebut menurutnya bernilai sejarah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
“Ya, selain spotnya bagus juga bangunannya bernilai sejarah tinggi. Saya memang sengaja datang kemari untuk mempromosikan cagar budaya Makam Dinger melalui seni fotografi, hasilnya nanti biasanya saya share di Sosial Media (sosmed) dan group fotografi Indonesia,” imbuh Eko yang mendapat julukan master FG ini.
Lanjut dia, Makam Dinger tersebut perlu adanya perhatian dari peran serta Pemerintah Kota Batu, agar selalu terawat dan terjaga kelestariannya.
“Saya berharap, agar cagar alam di Kota Batu seperti salah satunya Makam Dinger ini, supaya mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Batu. Disini juga banyak sampah berserakan yang menganggu keindahan dari makamnya.
Sementara itu, model yang juga wartawati Nganti Resmi Kharisma juga mengaku bangga dengan adanya cagar budaya Makam Dinger di Kota Batu.
“Sebagai orang batu wajar ya, kalau kita bangga dengan adanya cagar budaya seperti Makam Dinger ini. Namun, keberadaan makan ini kurang mendapat perhatian dan perawatan dari pemerintah setempat. Lihat disitu banyak sampah-sampah yang berserakan, sehingga mengurangi estetika dari keindahan bangunannya,” kata Risma sapaan akrabnya.
Dirinya juga berharap, agar ada campur tangan dari Pemerintah Kota Batu untuk ikut perduli, merawat serta menjaga kelestarian bangunan makam bernilai sejarah tersebut.
“Ya, saya berharap supaya ada bentuk perhatian dari Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Pariwisata (Disparta). Sebab, dengan adanya Makam Dinger ini, perlu di jaga kelestariannya. Sebab, jika bersih pasti bakal jadi jujugan wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu,” tandasnya berharap.
Untuk diketahui, Makam Dinger merupakan mausoleum, atau sebuah kompleks makam milik keluarga Dinger. Hal ini bisa dilihat pada sebuah pahatan yang ada di bagian atas pintu masuk bangunan ini yang bertuliskan ‘Graf Familie Dinger’ yang berarti makam keluarga Dinger.
Di sebelah kiri dan kanan pahatan itu juga tertulis ‘anno 1917’ yang berarti tahun 1917. Hal ini biasa digunakan untuk menandai tahun pembangunan makam atau bisa jadi adalah tahun penguburan jenazah Dinger. (bar/mey)