Pasuruan, Kabarpas.com – Jelang Hari Raya Imlek 2573, sejumlah warga Tionghoa di Kota Pasuruan melakukan ritual cuci patung dewa di Klenteng Tjoe Tik Kiong.
Puluhan patung dewa atau yang disebut sebagai kimsin itu dicuci bersih menggunakan air yang dicampur dengan bunga mawar merah dan melati.
“Tujuannya karena yang kita bersihkan adalah patung dewa, maka membersihkannya jadi kita pakai air bunga mawar dan melati supaya benar-benar bersih,” ujar Mellyana selaku Ketua Pengurus Harian Klenteng Tjoe Tik Kiong.
Satu per satu patung dewa secara bergantian mulai dibersihkan. Setelah disiram dengan air bunga mawar dan melati, patung-patung dewa tersebut digosok dengan lembut oleh para pengurus klenteng dibantu oleh para umat Tridharma, yakni Konghucu, Tao, dan Budha.
Ada sekitar 10 patung dewa yang dibersihkan di Klenteng Tjoe Tik Kiong. Di antaranya yaitu patung dewa Mak Co, Kwang co, Qwan Im, patung Budhha, Kong hu cu, dan lain sebagainya.
“Tiap tahun mejelang imlek, pengurus dibantu para umat membersihkan patung-patung dewa, ” ungkapnya.
Selain mencuci patung dewa, para pengurus juga membersihkan semua sudut bangunan Klenteng Tjoe Tik Kiong. Termasuk sebuah meja besar didepan pintu tempat sembah yang yang disebut dengan Dikong. Dikong sendiri adalah representasi dari tuhan menurut ajaran kaum tionghoa.
“Terus sama membersihkan meja, ini namanya dikong, dikong itu simbol tuhan. Setiap mau imlek membersihkan seluruh klenteng, nantinya pada tanggal 31 Januari kita melakukan sembahyang untuk menyambut hari raya imlek yang jatuh besoknya tanggal 1 februari, ” imbuhnya.
Tidak jauh beda seperti tahun sebelumnya, perayaan imlek 2573 di klenteng tertua di Kota Pasuruan ini dilakukan secara sederhana.
Dikarenakan masih suasana pandemi covid-19, para pengurus dan umat tridharma hanya menyelenggarakan sembahyang bersama.
“Semoga tahun depan pandemi sudah berakhir dan kita bisa menggelar perayaan imlek kembali, “pungkasnya. (emn/ida).